Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas bersedia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membicarakan kelanjutan perundingan damai yang diajukan Rusia. Namun Abbas menyampaikan sejumlah syarat sebelum pertemuan itu dilangsungkan.
Dikutip dari
AFP, Selasa (6/9), Abed al-Hafeez Nofal, duta besar Palestina untuk Moskow mengatakan Abbas telah menyetujui permintaan untuk bertemu Netanyahu bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun pihak Abbas menyampaikan beberapa syarat sebelum pertemuan dilangsungkan, yaitu komitmen Israel untuk berdamai dengan Palestina. Pertemuan sebelumnya selalu berakhir tanpa hasil setelah tidak dicapai kesepakatan, terutama karena Israel terus melakukan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jelas bagi kami Israel menghindari persyaratan untuk pertemuan tersebut," kata Nofal.
Pada Senin (5/9) Netanyahu bertemu dengan perwakilan Rusia untuk Timur Tengah Mikhail Bogdanov di Yerusalem untuk membicarakan rencana pertemuan tersebut.
"Perdana menteri mewakili posisi Israel bahwa dia siap bertemu Presiden Abbas secara langsung dan tanpa syarat. Dia tengah mempertimbangkan rencana presiden Rusia dan waktu pertemuan," bunyi pernyataan kantor PM Israel.
Bogdanov rencananya akan bertemu Abbas di Ramallah hari ini. Sebelumnya tiga pekan lalu Bogdanov telah bertemu Abbas di Yordania dan menyatakan siap melakukan pertemuan pada 9 September mendatang.
Namun Bogdanov mengatakan, rencana pertemuan itu ditunda setelah Israel mempertimbangkannya kembali.
Syarat tersebut diajukan Palestina setelah negosiasi bertahun-tahun tidak juga menghentikan okupasi Israel di Tepi Barat. Abbas akhirnya melakukan strategi lain, yaitu mencari dukungan internasional.
Perundingan damai Israel dan Palestina yang dimediasi Amerika Serikat mandek sejak April 2014 setelah Netanyahu melanjutkan pencaplokan.