Kanada Izinkan Dokter Beri Heroin untuk Pasien Kecanduan

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 15 Sep 2016 14:09 WIB
Kementerian Kesehatan Kanada mengamandemen undang-undang dan memperbolehkan dokter memberikan resep heroin kepada pasien kecanduan narkotika parah.
Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kesehatan Kanada mengamandemen undang-undang dan memperbolehkan dokter memberikan resep heroin kepada pasien kecanduan narkotika parah.

Diberitakan CNN, Kamis (15/9), amandemen Undang-undang Substansi dan Kendali Obat-obatan pekan lalu memperbolehkan dokter memberikan diacetylmorphine--heroin untuk farmasi, kepada pasien kecanduan narkotika, namun dengan izin khusus.

"Beberapa negara memperbolehkan dokter melakukan perawatan dengan pendampingan menggunakan diacetylmorphine bagi sejumlah kecil pasien dengan ketergantungan opioid [kelompok narkotika] yang tidak merespons jenis perawatan lain," tulis undang-undang baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya pada Oktober 2013, Menteri Kesehatan Kanada saat itu Rona Ambrose menghapuskan diacetylmorphine dari Program Akses khusus dan melarang dokter menggunakan zat berbahan heroin tersebut.

Menurut Eugenia Oviedo-Joekes, profesor di Fakultas Kemasyarakatan dan Kesehatan Publik University of British Columbia, tindakan pemerintah Kanada ini sudah tepat.

Oviedo-Joekes yang memimpin Inisiatif Pengobatan Narkotika Amerika Utara, sebuah eksperimen untuk menguji efektivitas penggunaan heroin dalam mengatasi kecanduan, mengatakan diacetylmorphine tidak menghilangkan kecanduan, namun bisa memperkecil risiko buruk penggunaan narkotika bagi kesehatan.

Di antara risiko buruk tersebut adalah overdosis, infeksi darah dan endocarditis, pembengkakan rongga dada. Studi Oviedo-Joekes menunjukkan, penggunaan diacetylmorphine berhasil mengurangi kecanduan dan aktivitas kriminal serta ongkos kesehatan.

Menurut data Oviedo-Joekes, kematian akibat opioid di Kanada meningkat.

"Di British Columbia, jumlah kematian terakhir yang tercatat adalah 400 orang, dan diperkirakan mencapai 800 kematian pada akhir tahun akibat fentanyl [narkoba]," kata Oviedo-Joekes. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER