Selingkuh, Perempuan Pakistan Digantung oleh Keluarganya

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 16 Sep 2016 19:39 WIB
Seorang ibu Pakistan beranak tiga ditemukan tewas tergantung di atas pohon di Kota Multan bersama seorang pria yang diduga merupakan rekan selingkuhnya.
Ilustrasi. (fergregory)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang ibu Pakistan beranak tiga ditemukan tewas tergantung di atas pohon di Kota Multan bersama seorang pria yang diduga merupakan rekan selingkuhnya.

Kepala kepolisian daerah setempat, Sardar Afzal Dogar, menduga insiden ini merupakan "pembunuhan demi martabat" yang biasa dilakukan di Pakistan.

Pembunuhan ini dilakukan terhadap seorang korban, biasanya perempuan, oleh suami atau saudaranya sendiri karena dianggap mempermalukan keluarga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seorang perempuan dan diduga pacarnya digantung mati oleh ayah, abang, dan suami dari perempuan itu setelah perempuan itu tepergok sedang berpacaran di halaman belakang rumahnya," ujar Dogar seperti dikutip AFP, Kamis (15/9).

Setelah melakukan penyelidikan lebih lanjut, identitas kedua korban itu terungkap. Korban perempuan itu bernama Khalida Bibi yang berusia 20-an tahun, sementara korban pria bernama Mukhtiar Muhammad dengan usia 19 tahun.

Dogar mengatakan bahwa ada tiga tersangka pembunuhan yang dibekuk. Mereka semua mengakui perbuatannya.

"Para korban ternyata sempat dipukuli sebelum diikat ke pohon dan digantung," ucap seorang pejabat yang tak diungkap identitasnya.

Pembunuhan semacam ini sedang menjadi perhatian publik Pakistan karena adanya beberapa kasus yang mengorbankan sejumlah tokoh, termasuk bintang sosial media, Qandeel Baloch, oleh abangnya sendiri.

Seorang perempuan Inggris-Pakistan, Samia Shahid, juga dibunuh dengan cara serupa pada Juli lalu. Suami Shahid menuding keluarga istrinya sebagai pelaku pembunuhan ini.

Para pelaku "pembunuhan demi martabat" ini kerap kali dapat lolos dari hukum karena mereka dapat meminta pengampunan dari anggota keluarga lainnya.

Pemerintah pun berencana menyusun hukum baru yang menghapuskan sistem pengampunan tersebut. Kementerian Hukum Pakistan mengumumkan bahwa perleman akan mengadakan pemungutan suara mengenai "pembunuhan demi martabat" ini dalam waktu dekat.

Menurut para peneliti, pemerintah nampaknya takut akan ada serangan balik dari kelompok agama yang meyakini pembunuh dapat diampuni dengan memberikan uang diyat, sesuai dengan hukum Islam. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER