Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia dan Rusia akan memperkuat kerja sama dalam penanganan terorisme. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto usai bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, Senin (19/9).
Wiranto mengatakan, kerja sama itu untuk menindaklanjuti pertemuan sebelumnya. Menurutnya, pemerintah RI dan Rusia telah menandatangani lima perjanjian. Salah satunya mengenai pengamanan informasi di kedua negara.
Pasca penandatanganan itu, kata Wiranto, dibentuk satu forum konsultasi mengenai keamanan dan pertahanan kedua negara. Galuzin meminta agar ada langkah konkret dalam rangka konsultasi tersebut. Salah satunya dalam rangka penanganan terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu akan kami tindaklanjuti dengan satu langkah yang lebih konkret," ujar Wiranto di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (19/9).
"Kedua negara memandang perlu ada satu pembicaraan lebih luas soal keamanan negara masing-masing sekaligus keamanan kawasan," tambah dia.
Wiranto mengatakan, penanggulangan terorisme saat ini menjadi kewajiban setiap negara. Dalam hal ini, menurutnya, Indonesia telah melakukan langkah yang lebih maju lantaran telah mengumpulkan 36 negara di Bali untuk membicarakan
counter terorisme, Agustus lalu.
Pertemuan itu telah menghasilkan kesepakatan bersama di antara perwakilan negara yang hadir mengenai penanggulangan terorisme. Beberapa di antaranya adalah upaya meningkatkan pengamanan siber.
Perjanjian bilateral dan multilateral perlu dilakukan antarnegara untuk menyelesaikan persoalan terorisme di perbatasan. Perjanjian itu salah satunya sebagai upaya untuk memotong jalur keuangan terorisme.
"Berikutnya bagaimana kita bersama-sama menetralisir sumber dari terorisme, seperti kemiskinan, ketidakadilan, kesewenang-wenangan. Itu makanan empuk tokoh terorisme dunia," kata Wiranto.
Dia mengatakan, program yang telah disepakati oleh 36 negara di Bali akan diperluas dengan negara lain, termasuk Rusia. Perluasan itu menurutnya, untuk memperkaya metode dalam penanggulangan terorisme di masing-masing negara.
"Supaya banyak metode yang sama dari banyak negara. Setiap saya bertemu pimpinan negara lain saya ajak untuk bergabung," ujar Wiranto.
(den)