Jakarta, CNN Indonesia -- Palang Merah tengah berusaha mengumpulkan dana US15,5 juta atau setara Rp203,9 triliun untuk membantu Korea Utara yang porak poranda akibat banjir.
Hingga kini, tercatat 138 nyawa melayang dan 400 orang lainnya dinyatakan hilang setelah hujan deras dan banjir meluluhlantakkan desa-desa di Korut.
Merujuk pada data Perserikatan Bangsa-Bangsa, 140 ribu orang membutuhkan bantuan. Federasi Palang Merah (IFRC) mencatat, sekitar 70 ribu orang kini menjadi tunawisma karena puluhan ribu rumah habis tersapu air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan prakiraan suhu udara akan mencapai minus 30 derajat Celsius, kehidupan para warga Korut pun diperkirakan akan semakin memprihatinkan.
"Mereka sangat rentan sebelum bencana ini, tapi sekarang mereka dalam bahaya mencapai titik kritis. Musim dingin semakin dekat dan ketika membayangkan dampak banjir dan risiko yang dihadapi sekarang, kami dapat melihat bencana kedua dalam bulan ini," ucap kepala delegasi IFRC di Pyongyang, Chris Staines, dikutip
AFP, Rabu (21/9).
Dana tersebut akan digunakan untuk menyalurkan bantuan krusial, termasuk tenda, obat-obatan, dan batu bara bagi 7.000 keluarga di Korut.
Sementara itu, media pemerintah Korut melaporkan bahwa kini sejumlah besar tentara dan warga bahu membahu untuk melakukan rekonstruksi. Otoritas meminta mereka "melakukan keajaiban."
Korut memang sangat rentan bencana alam, terutama banjir, karena penghijauan dan penataan infrastruktur yang buruk. Setidaknya 169 orang tewas dalam badai besar saat musim panas 2012.
Di tengah situasi bencana seperti ini, pemerintah Korut menggelontorkan dana yang tak kecil untuk program senjata nuklir. Akibat uji coba nuklir ini, Korut dihujani sanksi internasional.
(stu)