Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 12 polisi terluka akibat bentrok dengan pengunjuk rasa pada protes Rabu (21/9), setelah seorang petugas dilaporkan menembak orang kulit hitam.
Sejak semalam sebelumnya, pengunjuk rasa terus memblokade jalan tol di Charlotte, North Carolina, yang letaknya dekat dengan insiden penembakan Keith Lamont Scott pada Selasa (20/9).
Di pagi hari, mereka mencuri kardus-kardus dari truk dan membakarnya hingga akhirnya polisi menggunakan granat kilat untuk membubarkan massa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjelang siang, para demonstran mulai melemparkan batu dan botol air ke arah polisi. Saat itulah, polisi menggunakan gas air mata. Akibat baku hantam ini, seorang polisi dilarikan ke rumah sakit.
Wali Kota Charlotte, Jennifer Roberts, meminta warga untuk tetap tenang. "Masyarakat memang membutuhkan jawaban dan penyelidikan penuh. Saya juga menginginkan jawaban," kata dia, seperti dikutip
Reuters.
Penembakan ini terjadi ketika petugas sedang berada di sebuah kompleks apartemen untuk memburu seorang tersangka. Saat itu, mereka melihat Scott keluar dari kendaraannya dengan membawa senjata.
Scott pun akhirnya ditembak oleh petugas bernama Brentley Vinson. Petugas yang bergabung dengan kepolisian pada Juli 2014 lalu ini juga sebenarnya merupakan warga kulit hitam. Kini, ia dalam masa cuti berbayar.
Sementara itu, perdebatan masih terus terjadi antara sejumlah pengunjuk rasa dan pihak keluarga. Menurut beberapa anggota keluarga, saat ditembak sebenarnya Scott sedang membawa sebuah buku dan menunggu anaknya pulang sekolah.
Insiden ini terjadi di tengah merebaknya perdebatan mengenai penggunaan pasukan polisi yang mematikan, terutama ketika menghadapi orang kulit hitam.
(stu)