Debat Capres AS, Dari Ekonomi, ISIS Hingga Tampang Clinton

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 27 Sep 2016 11:23 WIB
Donald Trump dan Hillary Clinton saling serang dalam debat calon presiden pertama mereka di New York, AS, mulai dari soal ekonomi, ISIS hingga tampang.
Donald Trump dan Hillary Clinton saling serang dalam debat calon presiden pertama mereka di New York, AS, mulai dari soal ekonomi, ISIS hingga tampang. (Reuters/Rick Wilking)
Jakarta, CNN Indonesia -- Debat pertama Calon Presiden Amerika Serikat rampung digelar di New York, dihadiri sekitar 1.000 orang. Donald Trump dan Hillary Clinton saling serang dalam berbagai isu, mulai dari ekonomi, ISIS hingga tampang.

Dalam sektor ekonomi, Clinton menyerang Trump dengan mengatakan taipan real-estate itu salah satu aktor dalam resesi ekonomi delapan tahun lalu dengan bisnis propertinya.

"Donald Trump salah satu orang yang menyebabkan krisis, membuat ekonomi kolaps, sembilan juta orang kehilangan pekerjaan dan US$13 triliun hilang," kata Clinton, Senin (26/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump menyerang balik dengan mengatakan bahwa Clinton selama tiga dekade sebagai ibu negara, senator dan menteri luar negeri AS, telah mendukung kebijakan pemerintah yang merugikan perekonomian.

"Selama 30 tahun kau menjalani kebijakan itu, sekarang kau ingin mengubahnya?" kata Trump.

Perdebatan yang digelar di Hofstra University di Hempstead, New York, berlangsung panas setelah kedua kandidat menyinggung berbagai kontroversi yang mewarnai jalannya kampanye mereka selama ini.

Salah satunya adalah soal keengganan Trump merilis catatan pajaknya, yang memang tidak wajib namun selalu dilakukan oleh para calon presiden sebelumnya.

Soal hal ini, Clinton memiliki beberapa asumsi.

"Mengapa dia tidak merilis catatan pajaknya? Mungkin dia tidak sekaya yang dia katakan, tidak sedermawan yang dia katakan, atau dia tidak ingin rakyat AS tahu bahwa dia tidak membayar pajak," kata Clinton.

Serangan balik dilancarkan Trump dengan menyinggung skandal email Clinton. Saat menjabat sebagai menlu AS, Clinton menggunakan server email pribadi untuk korespondensi terkait pekerjaannya, hal ini melanggar protokol dan keamanan pemerintah.

"Saya akan merilis pajak saya jika Clinton membeberkan 30 ribu email yang dia hapus," ujar Trump.

Warga kulit hitam dan senjata api

Perdebatan terus bergulir dan menyinggung penembakan warga kulit hitam oleh polisi dan diskriminasi kelompok minoritas di AS. Clinton mengatakan bahwa rasa percaya antara polisi dan masyarakat harus ditumbuhkan, salah satunya dengan reformasi kepolisian.

Trump menuding Clinton, selama tiga dekade sebagai ibu negara, senator dan menteri luar negeri AS, telah mendukung kebijakan pemerintah yang merugikan perekonomian. (Reuters/Adrees Latif)
Selain itu dia mengatakan bahwa pengendalian senjata api perlu dilakukan, salah satunya dengan memperketat pemeriksaan latar belakang. Dia mengusulkan pemeriksaan latar belakang pembeli senjata termasuk dengan pemeriksaan larangan terbang.

"Jika Anda tidak boleh terbang, berarti Anda tidak bisa membeli senjata," kata Clinton.

Trump, ujar Clinton, mendukung kebebasan pembelian senjata karena pelobi senapan berada di belakang kampanyenya. Sementara itu, Trump mengatakan bahwa politisi Demokrat seperti Clinton hanya menjadikan warga kulit hitam sebagai penangguk suara.

"Kulit hitam hanya dimanfaatkan politisi untuk mendapatkan suara, setelah pemilu mereka ditinggalkan, termasuk oleh politisi Demokrat," ujar Trump.

Akta kelahiran Obama

Perdebatan juga terjadi seputar sikap ragu-ragu Trump soal kewarganegaraan Barack Obama saat pemilu 2009. Obama saat itu sampai mengeluarkan akta kelahiran untuk membuktikan bahwa dia warga negara AS.

Menurut Clinton, Trump saat itu telah menyebar kebohongan yang tidak berdasar. Selain itu, Trump kata Clinton, punya riwayat rasis dan dua kali digugat ke pengadilan karena hal itu.

Trump membantahnya dengan mengatakan banyak banyak warga kulit hitam yang memilihnya.

Clinton juga mengetengahkan cara untuk mengalahkan ISIS, salah satunya dengan memperkuat pertahanan di dunia siber demi mencegah radikalisasi serta mempertegas komitmen antara AS dengan negara-negara sekutu dalam menghancurkan ISIS.

Menurut Clinton, berbagai pernyataan Trump yang anti-Muslim telah mengancam hubungan antara AS dengan negara-negara Timur Tengah yang mayoritas Islam. Padahal menurut Clinton, saat ini AS sangat membutuhkan "informasi soal terorisme" dari negara-negara Timur Tengah.

Trump dalam bagiannya membantah tudingan bahwa dia mendukung perang di Irak. "Media arus utama yang mendukung Hillary telah menyebarkan kebohongan itu," ujar Trump.

Tampang Hillary Clinton

Moderator meminta penjelasan Trump yang mengatakan bahwa "Clinton tidak punya tampang untuk menjadi Presiden". Trump mengatakan bahwa Clinton "tidak punya stamina untuk jadi pemimpin."

Trump mengatakan bahwa Clinton tidak punya stamina untuk jadi pemimpin. (Reuters/Carlos Barria)
Clinton membalas dengan mengatakan bahwa dia "telah keliling dunia untuk melakukan negosiasi dan menyelamatkan warga AS," sehingga tidak mungkin tidak berstamina.

"Clinton memang punya pengalaman, tapi pengalaman buruk. AS tidak layak mendapatkan pengalaman buruk dalam lima tahun ke depan," ujar Trump.

Komentar Trump ini mendapatkan balasan telak dari Clinton. Dia mengatakan bahwa Trump "adalah pria yang pernah menyebut wanita sebagai babi, pemalas dan wanita hamil tidak seharusnya bekerja."

Siap menang dan kalah

Clinton di penghujung debat mengatakan bahwa dia menghargai demokrasi dan siap menang atau kalah. Dia juga menyerukan "warga AS untuk keluar dan memilih."

Trump juga menyatakan siap menang. "Jika saya kalah, saya akan tetap mendukung dia."

Menurut survei Reuters/Ipsos pada Senin, Hillary Clinton unggul 4 persen dibanding Trump. Namun setengah dari jumlah pemilih di AS menjadikan debat ini sebagai penentu keputusan mereka. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER