Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat mengancam menghentikan kerja sama dengan Rusia dalam upaya menciptakan perdamaian di Suriah, jika militer Rusia tak juga berhenti mendukung serangan udara ke wilayah yang dikuasai pemberontak di Aleppo.
Serangan udara teranyar di Aleppo menghantam dua rumah sakit terbesar di wilayah yang dikuasai pemerintah, menyebabkan kedua rumah sakit itu tak dapat digunakan untuk merawat pasien. Sementara, pertempuran darat antara militer Suriah dan pemberontak semakin sengit kian hari, menyebabkan korban jiwa berjatuhan.
Apalagi, sejak pekan lalu, pasukan Presiden Bashar al-Assad dan milisi sekutu Syiah serta Rusia mengumumkan operasi militer besar-besaran untuk merebut kota itu dari pemberontak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Rabu (27/9) memperingatkan Menlu Rusia Sergei Lavrov bahwa Washington akan menghentikan pembicaraan soal konflik kecuali Moskow menghentikan serangan Aleppo.
Juru bicara Kemelu AS, John Kirby menyatakan bahwa merupakan tanggung jawab Rusia untuk menghentikan serangan dan menjamin terbukanya akses bantuan kemanusiaan.
"Amerika Serikat sedang bersiap untuk menangguhkan keterlibatan bilateral AS-Rusia terhadap Suriah, kecuali Rusia mengambil langkah segera untuk mengakhiri serangan terhadap Aleppo dan mengembalikan penghentian permusuhan," kata Kirby, dikutip dari
AFP.
Moskow dan Washington selama ini saling menyalahkan atas berakhirnya gencatan senjata yang terhenti dua pekan lalu. AS mengkritik dukungan Rusia kepada militer Suriah, khususnya dalam menggempur Aleppo.
Di lain pihak, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa Moskow telah siap meluncurkan kembali pembicaraan dengan Washington.
"Atas perintah dari presiden Rusia, kami siap untuk melanjutkan kerja bersama dengan mitra Amerika soal masalah Suriah dan untuk mengirim pakar ke Jenewa untuk berkonsultasi," katanya.
Puluhan warga dilaporkan tewas dalam gempuran serangan udara di wilayah yang dikuasai pemberontak di Aleppo, menargetkan bangunan perumahan dan bahkan gedung rumah sakit.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengecam serangan udara ke Aleppo dan menyebutnya "kejahatan perang."
(ama/stu)