Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia menyesalkan fakta bahwa negaranya dan Presiden Vladimir Putin menjadi bagian tak terlepaskan dari kampanye pemilihan umum presiden Amerika Serikat.
"Tentunya kami ingin negara kami disebut dengan cara positif, tapi kami menyesalkan ketika kami tahu bahwa kartu Rusia dan menyebut presiden kami secara praktis menjadi bagian tak terpisahkan dari kampanye pemilu Amerika," ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dikutip
Reuters, Rabu (5/10).
Komentar ini dilontarkan Peskov setelah nama Rusia dan Putin kembali mencuat dalam debat dua calon Wakil Presiden AS, yaitu Tim Kaine dan Mike Pence, yang digelar pada Selasa (4/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam satu sesi debat, Pence yang merupakan calon wakil bagi Donald Trump menyebut Putin sebagai pemimpin "kecil dan pengintimidasi".
Pence awalnya mengkritik intervensi Rusia dalam perang sipil di Suriah untuk mendukung Presiden Bashar Al-Assad.
Rusia terus melakukan gempuran di Aleppo setelah gencatan senjata berakhir pada dua pekan lalu. Serangan itu dilaporkan turut mengorbankan banyak warga sipil, terutama karena adanya rumah sakit yang terkena gempuran.
"Pemimpin kecil dan pengintimidasi itu sekarang mendikte Amerika Serikat. Bangsa terhebat di dunia mundur dari pembicaraan gencatan senjata, sementara Vladimir Putin mengerahkan sistem pertahanan rudal di Suriah," ujar Pence.
Pernyataan ini sontak membuat publik bertanya-tanya mengenai arah politik Partai Republik terhadap Putin. Pasalnya, dalam sejumlah kampanye selama ini, Trump selalu memuji Putin, bahkan menyebut mereka dapat bekerja sama dengan baik.
Partai Demokrat pun dengan cepat menanggapi pernyataan Pense ini. "Tiba-tiba kami mendengar omongan keras mengenai Vladimir Putin. Ini benar-benar bertolak belakang dari apa yang selalu dikatakan Trump," ucap manajer kampanye Clinton, Robby Mook.
(stu/stu)