Topan Matthew Picu Krisis Kemanusian Kedua Terbesar di Haiti

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Jumat, 07 Okt 2016 11:37 WIB
Topan Matthew menimbulkan krisis kemanusiaan kedua terbesar di Haiti sejak gempa dasyat mengguncang negara itu enam tahun lalu.
Topan Matthew menimbulkan krisis kemanusiaan kedua terbesar di Haiti sejak gempa dasyat mengguncang negara itu enam tahun lalu. (Reuters/Carlos Garcia Rawlins)
Jakarta, CNN Indonesia -- Topan Matthew yang menghantam  Kepulauan Karibia pada Selasa lalu setidaknya telah menewaskan lebih dari 300  orang. Haiti merupakan negara dengan korban terbanyak, menambah penderitaan warganya yang dulu sempat diguncang gempa.

Menurut lembaga anak PBB, UNICEF, topan Matthew menimbulkan krisis kemanusiaan kedua terbesar di Haiti sejak gempa dasyat mengguncang negara itu enam tahun lalu yang menewaskan setidaknya 220 ribu orang dan membuat 1,5 juta orang mengungsi.

Topan Matthew memporak-porandakan lahan dan meluluhlantakkan infrastruktur di Haiti. Berdasarkan laporan otoritas Haiti, badai terbesar dalam satu dekade ini berdampak pada sekitar 350 ribu warga dan menyebabkan 15.623 orang mengungsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Matthew dengan angin berkecepatan 230 kilometer per jam dan hujan deras menghancurkan rumah dan menimbulkan banjir. Jalan utama yang menghubungkan ibu kota Haiti, Port-au-Prince dengan bagian selatan semenanjung selatan terputus karena jembatan penghubung utama runtuh.

Pimpinan tim tanggap bencana Badan Bantuan Internasional Amerika Serikat untuk Pembangunan Haiti, Tim Callaghan menyatakan bantuan yang paling dibutuhkan saat ini oleh warga Haiti adalah makanan, perlengkapan kebersihan dan akses air bersih.

"Kita sekarang dalam fase kritis untuk membantu para korban," ucap Callaghan seperti dikutip CNN pada Jumat (7/10).

https://edition.cnn.com/2016/10/06/americas/haiti-hurricane-matthew-rescue-effort/index.html

Tim tanggap bencana di Haiti mengatakan, korban topan Matthew di Haiti kemungkinan akan bertambah seiring pencarian yang masih berlangsung. Sejauh ini, para tenaga penyelamat masih kesulitan untuk memetakan informasi terkait seburuk apa dampak topan tersebut menghantam Haiti.

"Yang paling membuat khawatir adalah kami sebagai regu penyelamat belum bisa mendapatkan gambaran penuh dari dampak badai. Akses kami terbatas khususnya infrastruktur jalan yang terputus," ujar Petugas komunikasi Mercy Corps, Lembaga Bantuan Kemanusiaan Global Christy Delafield.

Terancam kolera

Selain kehilangan tempat tinggal, warga Haiti juga terancam wabah penyakit kolera. Seperti dikutip Reuters, Pan Organisasi Kesehatan Amerika (PAHO) menyatakan pihaknya sedang mempersiapkan kemungkinan adanya wabah-wabah penyakit yang menyerang, khususnya penyakit Kolera di haiti. Topan 'Matthew' menyebabkan saluran air bersih di kota tersebut tercemar.

AFP memberitakan, topan ini telah menyebabkan pemilu presiden di Haiti tertunda hingga Minggu mendatang. Di Bahama, Matthew menyebabkan penutupan bandara dan pengalihan jalur pelayaran dari tempat-tempat tujuan wisata.

Menurut laporan PBB, setengah dari 11 juta populasi Haiti terdampak topan Matthew, langsung atau tidak langsung. Di Karibia, lebih dari 600 ribu orang tinggal di penampungan darurat.

Topan semakin membuat ribuan warga Haiti korban gempa tahun 2010 yang masih tinggal di tenda-tenda pengungsi kian menderita. Menurut Sekjen PBB Ban Ki-moon, sedikitnya 350 ribu orang di Haiti butuh bantuan segera.

Di Kuba, 1,3 juta orang dievakuasi akibat topan Matthew. Banjir dan gelombang tinggi hingga lima meter tercatat di bagian timur negara itu. (den)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER