China Kembali Berangus Kebebasan Beragama Muslim Uighur

Riva Dessthania Suastha/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 12 Okt 2016 02:03 WIB
China menerapkan kebijakan baru yang melarang para orang tua menyertakan anak-anak mereka dalam berbagai aktivitas keagamaan.
China menerapkan kebijakan baru yang melarang para orang tua di Xinjiang menyertakan anak-anak mereka dalam berbagai aktivitas keagamaan. (Ilustrasi/Reuters/China Daily)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China kian memperketat aturan keagamaan di wilayah mayoritas Muslim di Xinjiang, salah satunya dengan melarang segala bentuk aktivitas keagamaan di sekolah-sekolah.

Seperti diberitakan Reuters pada Rabu (12/10), Pemerintah China menerapkan kebijakan pendidikan baru yang melarang para orang tua dan guru menyertakan anak-anak mereka dalam berbagai aktivitas keagamaan. Peraturan baru ini berlaku mulai November mendatang.

Pemerintah China menyatakan, para orang tua dan pembimbing yang kedapatan melakukan hal itu akan dilaporkan ke polisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walaupun pemerintah komunis China secara resmi menyatakan menjamin kebebasan beragama , nyatanya kelompok minoritas seperti etnis Muslim Uighur di Xinjiang tidak diperbolehkan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.

Beberapa tahun terakhir pemerintah bahkan telah menindak keras sekolah-sekolah Islam atau madrasah yang tidak terdaftar di Xinjiang. China juga melarang atribut keagamaan seperti jenggot atau jilbab.

Menurut koran harian resmi Xinjiang, Pemerintah China mendesak orang tua untuk tidak mempengaruhi atau memaksakan anak-anak mereka menganut keyakinan dan agama. Orang tua juga dilarang untuk memaksa anak-anak mengenakan atribut pakaian dan simbol keagamaan.

"Setiap masyarakat memiliki hak untuk mencegah orang-orang yang masih melakukan kegiatan (keagamaan) dan melaporkannya kepada otoritas keamanan setempat," demikian kutipan peraturan pemerintah China tersebut.

Pemerintah China menyatakan, anak-anak tidak dapat meneruskan sekolahnya jika para orang tua tetap tidak bisa mendidik mereka untuk menjauh dari kegiatan keagamaan. Anak-anak baru bisa melanjutkan pendidikan di sekolah-sekolah khusus dengan syarat tertentu.

Banyak etnis Uighur yang marah dengan kebijakan pemerintah yang membatasi hak berbudaya dan beragama mereka. Mereka juga merasa semakin terpinggirkan seiring dengan banyaknya kedatangan warga etnis Han China masuk ke Xinjiang.

Ratusan orang dikabarkan tewas akibat bentrokan antara Muslim Uighur dengan aparat China atau warga etnis Han. Kebijakan china terhadap masyarakat Uighur dinilai represif dan mengucilkan etnis tersebut.

Pemerintah China tetap membantah tudingan memberangus kebebasan beragama di Xinjiang. China membantah tudingan pelanggaran HAM dan kekerasan di Xinjiang. China mengklaim pemerintahnya telah melindungi budaya dan agama orang-orang Uighur disana berdasarkan hukum.

(den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER