Meski Raja Wafat, Pemilu Thailand Tetap Digelar Tahun Depan

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 17 Okt 2016 14:21 WIB
Pemilihan umum di Thailand akan tetap digelar tahun depan oleh pemerintah junta militer, meski warga masih berkabung atas kepergian Raja Bhumibol Adulyadej.
Pemilihan umum di Thailand akan tetap digelar tahun depan oleh pemerintah junta militer, meski warga masih berkabung atas kepergian Raja Bhumibol Adulyadej. (Reuters/Athit Perawongmetha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah media lokal Thailand melaporkan bahwa pemilihan umum akan tetap digelar tahun depan oleh pemerintah junta militer, meski warga masih berkabung atas kepergian Raja Bhumibol Adulyadej yang wafat pekan lalu, setelah 70 tahun berkuasa.

Kepergiaan raja yang paling lama berkuasa di dunia ini telah memicu kekhawatiran soal apakah pemilihan umum, yang rencananya akan digelar pada 2017, akan ditunda oleh pemerintahan junta militer. Pasalnya, masa berkabung untuk kepergian raja akan berlangsung selama setahun.

Harian Bangkok Post melaporkan pada Senin (17/10) bahwa kepergian Raja Bhumibol tidak akan memengaruhi rencana digelarnya pemilu tahun depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah kembali memastikan komitmennya untuk mengikuti rencana pemilu yang sudah terjadwal akan digelar pada akhir tahun depan," bunyi laporan harian itu, dikutip dari Reuters.

Meski demikian, juru bicara pemerintahan junta militer, Weerachon Sukondhapatipak, menolak memberi komentar terkait hal ini.

"Ini bukan waktunya untuk membahas politik," kata dia kepada Reuters.

Warga Thailand memulai masa berkabung selama satu tahun sejak Raja Bhumibol tutup usia pada Kamis (13/10) di usia 88 tahun. Kerajaan meminta agar tidak ada "perayaan" selama 30 hari dan menyerukan warga agar mengenakan pakaian serba hitam sebagai tanda berkabung.

Bagi warga Thailand, Bhumibol merupakan raja yang sangat dihormati dan disayangi. Ia terkenal dengan berbagai upayanya membantu warga miskin di pedesaan, termasuk mendirikan sejumlah proyek pengembangan pertanian. Bhumibol juga kerap dianggap sebagai tokoh yang mampu menjaga stabilitas keamanan di negara yang kerap dilanda kekacauan politik.

Pemerintah junta memastikan kepada warga Thailand bahwa aktivitas ekonomi dan pemerintahan akan berjalan seperti biasa setelah kepergian Raja Bhumibol.

"Semuanya akan berjalan sesuai rencana," kata Wakil Perdana Menteri Wissanu Krea-ngam dalam wawancara yang disiarkan televisi nasional pada Jumat (14/10).

Ketua Dewan Penasihat Kerajaan Thailand akan menjabat sebagai pemimpin sementara selama masa berkabung sembari menunggu Putra Mahkota Pangeran Maha Vajiralongkorn disahkan sebagai raja.

Pemerintah Thailand meningkatkan aktivitas sensor terhadap media asing sejak Raja Bhumibol wafat. Kementerian Luar Negeri Thailand sepanjang akhir pekan lalu meluncurkan kritikan terkait peliputan media terhadap wafatnya raja dan masa berkabung. Kemlu Thailand menyebut "laporan media manipulatif dan provokatif." (ama/den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER