Sistem Anti-Rudal AS Akan Dipasang di Korsel dalam 8 Bulan

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 04 Nov 2016 20:39 WIB
AS memutuskan akan mengerahkan sistem pertahanan anti-rudal (THAAD) di Korsel dalam delapan hingga sepuluh bulan ke depan untuk membendung ancaman dari Korut.
AS memutuskan akan mengerahkan sistem pertahanan anti-rudal (THAAD) di Korsel dalam delapan hingga sepuluh bulan ke depan untuk bendung Korea Utara (Reuters/U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency/Handout)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komandan pasukan militer Amerika Serikat di Korea (USFK) Vincent Brooks menyatakan bahwa baterai peluncur sistem pertahan anti-rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) akan mulai dikerahkan di Korea Selatan dalam kurun waktu delapan hingga sepuluh bulan ke depan.

Dilaporkan kantor berita Yonhap yang dikutip Reuters pada Jumat (4/11), pemasangan instrumen anti-rudal di kawasan semenanjung Korea ini dapat dijadikan sebagai pemberi efek jera atau gertakan bagi Korea Utara yang terus memberikan ancaman serangan nuklir.

Brooks juga memaparkan bahwa sistem pertahanan anti-rudal yang akan dipasang di Korsel lebih besar ketimbang yang pernah dipasang AS di Pulau Guam, salah satu pangkalan militer AS di kawasan Asia Pasifik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pejabat pemerintah kedua negara tidak dapat mengkonfirmasi pernyataan Brook tersebut. Namun, kedua belah pihak menyatakan proses pemasangan sistem pertahanan ini sedang dalam proses perundingan.

Di sisi lain, China geram dengan pengerahan THAAD buatan AS di Korsel. Menteri Luar Negeri China Hua Chunying mendesak Korsel dan AS "segera menghentikan" proses pembangunan sistem prtahanan anti-rudal itu.

Hua menegaskan bahwa China akan mengambil "berbagai langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan dan keamanan China di kawasan."

"Pengerahan sistem THAAD AS di Korsel secara serius mengacaukan stabilitas di kawasan serta mengancam kepentingan strategis dan keamanan beberapa negara di kawasan termasuk China," ucap Hua. 

Ketegangan yang meninggi di semenanjung Korea kian terasa menyusul uji coba nuklir dan rudal balistik yang terus dilakukan Korea Utara di kawasan.

[Gambas:Video CNN]

Pemerintah Korsel mengumumkan bahwa sistem pertahanan THAAD itu dapat dioperasikan paling lambat sekitar akhir tahun 2017.

Banyak pihak yang menganggap pengerahan sistem pertahanan anti-rudal ini sebagai kembalinya senjata nuklir AS untuk mencegah provokasi nuklir Korut. Sebelumnya, AS pernah meletakan senjata nuklir di Korsel, tetapi dilucuti pada masa pemerintahan mantan presiden AS George H.W. Bush pada 1991.







(ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER