LAPORAN DARI AMERIKA

Pemilu di Harlem Penuh Sumpah Serapah untuk Donald Trump

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Rabu, 09 Nov 2016 00:37 WIB
Ucapan Donald Trump yang menyebut warga kulit hitam pemalas, suka seks dan pencuri, pada tahun lalu, menjadi salah satu penyebab kebencian warga Harlem.
Ucapan Donald Trump yang menyebut warga kulit hitam pemalas, suka seks dan pencuri, pada tahun lalu, menjadi salah satu penyebab kebencian warga Harlem. (REUTERS/Bria Webb)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilihan umum Amerika Serikat dimulai hari ini, Selasa (8/11), untuk menentukan siapa yang menjadi presiden berikutnya negara tersebut, Hillary Clinton atau Donald Trump.

Bagi masyarakat kulit hitam dan minoritas, pilihannya tidak usah ditanyakan lagi, yaitu Hillary Clinton.

CNN Indonesia menyambangi wilayah Harlem, bagian utara kota New York dan menghampiri salah satu tempat pemungutan suara. Wilayah ini berpenduduk mayoritas warga kulit hitam dan imigran dari Afrika. Antusiasme warga begitu besar, terlihat dari banyaknya orang yang datang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada sekitar 4,4 juta pemilih terdaftar di New York City. Menurut Dewan Pemilihan Umum Distrik Bronx, tahun ini diperkirakan jumlah pemilih yang datang ke tempat pemungutan suara meningkat menjadi 2,2 juta orang, dibanding pemilihan tahun 2012.

Berdasarkan sensus, sebanyak 65 persen warga Harlem adalah kulit hitam, kedua terbesar adalah hispanik yaitu 17,3 persen, disusul dengan warga kulit putih 11,7 persen, lalu Asia. Ditanya apa pilihan mereka dalam pemilu, tidak ada jawaban selain Clinton.

"Tentu saja Hillary Clinton," kata seorang warga Afrika-Amerika senior bernama Margareth William.

"Donald Trump adalah orang yang berbahaya, dia seharusnya menjaga mulutnya. Hillary, saya rasa akan menjadi presiden yang baik, dia memberikan harapan," kata wanita berusia 80 tahun ini.

Sumpah serapah bermunculan untuk Donald Trump dan para pendukungnya dari warga di Harlem. Seorang wanita tua yang enggan menyebut namanya mengatakan bahwa pendukung Trump sebaiknya "memasukkan kepala mereka ke selangkangan dan mencium pantat mereka sendiri."

Omar, 62, pendatang asal Senegal yang telah 31 tahun berada di AS menyebut Donald Trump sebagai "Si Pembohong Besar".

Dia memperlihatkan sebuah artikel pada Oktober 2015 yang disimpan di telepon selulernya. Dalam artikel itu, Donald Trump disebut mengatakan bahwa warga kulit hitam "pemalas, suka seks dan pencuri."

"Mengapa dia mengatakan seperti itu? Memangnya dia pernah berhubungan seks dengan warga kulit hitam? Dia adalah si pembohong besar," kata Omar.

Menurut berbagai jajak pendapat, Trump mendapatkan dukungan dari warga kulit hitam kalah jauh dibanding Clinton.

Namun persentase dukungan terhadpa Trump dari warga Afrika Amerika disebut lebih baik ketimbang terhadap capres Partai Republik lainnya Mitt Romney dalam pemilu tahun 2012.

Akibat Trump, jumlah pemilih yang menggunakan hak suara mereka tahun ini diperkirakan bertambah di tahun sebelumnya. Beberapa dari mereka mengaku terpaksa memilih agar Trump tidak menang pemilu.

Salah satunya adalah Jeneba Saleh, pendatang asal negara Afrika Barat di Harlem.

"Saya memutuskan memilih untuk pertama kalinya dalam 16 tahun ini karena Hillary Clinton harus menang dan Trump harus kalah," ujar Saleh, 34.

Pemilu di Harlem Penuh Sumpah Serapah untuk Donald TrumpWarga Harlem, New York, mengantre memasuki tempat pemungutan suara pemilihan presiden Amerika Serikat 2016. (REUTERS/Bria Webb)
(den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER