Terpilihnya Trump Tak Pengaruhi Bilateral AS-Indonesia

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2016 02:23 WIB
Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden terpilih AS tak serta merta merubah kebijakan luar negeri AS khususnya ke Indonesia.
Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden terpilih AS tak serta merta merubah kebijakan luar negeri AS khususnya ke Indonesia (Foto: CNN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siswanto menyatakan, terpilihnya Donald Trump menjadi presiden terpilih AS ke-45, tak akan serta merta mempengaruhi hubungan bilateral AS dengan Indonesia.

Siswanto menyebutkan, perubahan kebijakan luar negeri AS di tangan taipan real estate itu justru dapat semakin memperkuat kemitraan AS-Indonesia khususnya dalam hal strategis seperti keamanan.

"Secara bilateral, (Pemerintahan Trump) sepertinya tidak akan menimbulkan perubahan yang signifikan. Kalaupun ada (perubahan), akan ada penguataan kemitraan khususnya dalam sektor keamanan AS-Indonesia," ucap Siswanto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (9/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Siswanto, kepemimpinan Trump di Gedung Putih dapat mendekatkan Washington dengan Jakarta. Akan ada penguatan kemitraan AS-Indonesia khusunya dalam hal pemberantasan terorisme dan isu keamanan lainnya.

"Fokus kontra-terorisme menjadi sangat penting bagi trump. Sedangkan Indonesia memiliki pengalaman mengahdapi terorisme. Ini bisa jadi potensi kerja sama keamanan (AS-Indonesia) yang menonjol," kata Siswanto.

Siswanto juga menyebutkan, terpilihnya Trump sebagai presiden AS tak lantas menyebabkan strategi dan fokus kebijakan luar negeri AS seluruhnya berubah.

Sebagai presiden AS, Trump memang merupakan pengambil keputusan nomor satu dalam politik luar negeri AS. Namun, masih ada badan pemerintahan AS lain seperti Kongres dan Kementerian Luar Negeri yang akan mempengaruhi setiap keputusan Trump dalam berpolitik.

"Yang menjadi persoalan itu adalah apakah Trump mau mendengar para penasihat politik luar negerinya atau tidak. Jika ia masih mau mendengar dan tak melangkah secara sepihak, saya fikit perubahan fundamental dalam strategi dan kepentingan AS secara global tidak akan banyak berubah," kata Siswanto.

"Perubahan kebijakan dan fokus pasti ada, seperti Trump akan memiliki strategi dan pendekatan yang berbeda ke Asia," ujar Siswanto menambahkan.

Di sisi lain, Guru Besar Hukum dan Hubungan Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana juga menyebutkan, kebijakan luar negeri AS tidak akan banyak berubah dari sebelumnya, mengingat birokrasi AS akan memastikan konsistensi kebijakan.

Namun, Hikmahanto berujar, terpilihnya Trump sebagai presiden AS membuat beban kerja pemerintah AS akan lebih berat lagi terutama untuk meyakinkan dunia internasional mengenai kapabilitas Trump memimpin dunia internasional sebagai negara superpower.

"Dengan terpilihnya Trump, maka pemerintah AS memiliki beban tugas ekstra yakni meyakinkan bahwa AS dibawah Donald Trump tidak seperti apa yang ia kampanyekan selama ini khusunya dalam menangani kaum Muslim dan isu imigran," kata Hikmahanto. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER