Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berencana akan bertemu Donald Trump menyusul terpilihnya taipan
real-estate itu sebagai presiden Amerika Serikat ke-45. Langkah ini dinilai penting bagi hubungan bilateral kedua negara, lantaran Trump dalam kampanyenya kerap menyebut bahwa aliansi militer AS dengan Jepang selama ini dinilai terlalu mahal.
Rencana pertemuan Abe dan Trump terungkap melalui informasi dari pejabat senior Jepang kepada
Reuters pada Kamis (10/11). Pejabat itu menyebutkan bahwa sejak Trump dinyatakan memenangkan pilpres pada Rabu (9/11), Abe sudah melakukan percakapan via telepon dengan konglomerat asal New York itu.
Keduanya bercakap mengenai keberlanjutan serta penguatan kerja sama aliansi antar AS dan Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abe dijadwalkan akan bertandang ke New York pada 17 November mendatang sebelum menghadiri pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Peru.
Aliansi AS-Jepang selama ini dinilai sebagai kemitraan penting antar kedua negara untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di wilayah Asia-Pasifik.
Namun selama masa kampanyenya, Trump kerap mengkritik aliansi militer dengan Jepang. Saat berkampanye di Iowa pada Agustus lalu misalnya, Trump menyebut bahwa Jepang harus membayar seluruh biaya penempatan tentara AS di Negeri Sakura itu.
Trump juga menyinggung perjanjian militer kedua negara, yang mengharuskan AS membantu Jepang jika negara itu diserang.
"Kalian tahu, kita punya perjanjian dengan Jepang bahwa jika Jepang diserang, maka kita harus menggunakan seluruh kekuatan Amerika [untuk membantunya]. Tapi jika kita diserang, Jepang tak perlu melakukan apapun. Mereka dapat duduk di rumah dan menontonnya melalui televisi Sony," tutur Trump, dikutip dari
Japan Times.
Trump bahkan menyarankan Jepang untuk membangun teknologi nuklirnya sendiri agar dapat membendung ancaman nuklir dari Korea Utara. Komentar Trump itu menimbulkan keterkejutan bagi warga Jepang sebagai negara yang pernah mengalami serangan nuklir.
(ama)