Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan mendadak sunyi pada Kamis (17/11) seiring dengan ujian masuk perguruan tinggi tahunan yang dikuti oleh sekitar 600.000 siswa di sana. Sebagai bentuk dukungan, seluruh kantor pemerintahan, bisnis, pembangunan infrastruktur, bahkan bandara di Korsel menunda jadwal operasional mereka.
Pada Kamis pagi waktu setempat, pasar keuangan tutup dan tampak tak ada kesibukan di dalamnya. Kantor pemerintahan dan distrik bisnis Korsel beroperasi lebih siang dari jadwal biasanya. Hal ini dilakukan pemerintah Korsel guna memastikan para siswa dapat tiba tepat waktu di lokasi ujian.
Otoritas transportasi Korsel bahkan menghentikan seluruh jadwal penerbangan selama 30 menit di sore hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan
Guardian, situs-situs konstruksi yang menggunakan alat-alat berat dan truk-truk besar juga dilarang beroperasi di jalanan dekat lokasi tes.
Setiap tahun di bulan November, para siswa di Korsel menghadapi ujian akhir yang mencakup pelajaran matematika, ilmu pengetahuan, dan bahasa dari setiap jenjang pendidikan yang sudah mereka lewati selama ini.
Nasib ratusan ribu siswa tersebut ditentukan dengan kesuksesan mereka melewati ujian selama delapan jam hari ini.
Sebagian besar siswa di Korsel menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempersiapkan diri mereka menghadapi ujian tersebut.
Sukses dalam ujian kali ini berarti sukses mengamankan satu kursi di perguruan tinggi elit dan bermartabat di Korsel. Mengenyam pendidikan di universitas ternama di negara ginseng itu dianggap sebagian besar warga sebagai kunci kesuksesan karier, bahkan prospek pernikahan bagi seseorang.
Ujian yang diselenggarakan di 1.183 lokasi secara serentak di seluruh penjuru Korsel itu dimulai pada pukul 09.00 hingga 16.00 waktu setempat.
 Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon Para kerabat dan teman yang hendak memberikan dukungan bagi para peserta ujian |
Berbagai saluran televisi dan media yang meliput situasi ujian hari ini memperlihatkan wajah para peserta ujian yang gugup. Sebagian siswa berjalan memasuki lokasi ujian sambil meneteskan air mata akibat ketegangan yang melanda benak mereka.
Sementara itu, para siswa lainnya yang tidak mengikuti ujian bersorak menyemangati teman-temannya di lokasi ujian. Para peserta ujian dihujani berbagi ucapan doa, juga kue dari keluarga dan kerabat mereka yang dipercaya dapat membawa keberuntungan.
"Saya berusaha tidak gugup dan akan berupaya mengerjakan soal ujian dengan sebaik-baiknya seperti persiapan yang selama ini telah saya lakukan," ungkap Lee Se-la, 19.
 Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon Sebagian orang tua yang pergi ke kuil untuk mendoakan anak-anaknya agar bisa sukses dalam ujian |
Tak hanya siswa dan peserta ujian, orang tua serta pun turut kewalahan hari itu. Dengan begitu banyaknya yang dipertaruhkan, ribuan orang tua berbondong-bondong mendatangi kuil-kuil dan tempat ibadah lain untuk berdoa.
"Anak saya telah ikut ujian ini untuk ketiga kalinya. Saya hanya bisa berdoa dan berharap dia (anaknya) berada dalam kondisi yang prima sehingga bisa mengerjakan dan mendapat hasil ujian sesuai keinginannya," ucap Kim Yong-woo, 59, salah satu orang tua siswa seperti dikutip
Reuters, Kamis (17/11).
Kim bersama orang tua lainnya berkumpul di salah satu gereja dan memanjatkan doa bersama demi kesuksesan anak-anak mereka dalam menempuh ujian.
(stu/stu)