Jakarta, CNN Indonesia -- Protes besar-besaran kembali mengguncang Seoul, Korea Selatan, pada akhir pekan lalu. Ratusan ribu pedemo dari berbagai kalangan turun ke jalan menyerukan agar Presiden Park Geun-hye mengundurkan diri. Protes ini diklaim sebagai protes anti pemerintah terbesar dalam beberapa dekade terakhir.
Seperti dilansir CNN.com, Minggu (13/11), empat aparat keamanan dan 26 pedemo mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Sementara, 29 pedemo lainnya mendapatkan perawatan di tempat mereka berdemo.
"Tidak jelas bagaimana polisi dan pengunjuk rasa terluka," ujar petugas pemadam kebakaran setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara kepresidenan mengungkapkan, Presiden Park telah mendengar aspirasi dari masyarakat dan menyadari keseriusan situasi saat ini. "Park mempertimbangkan cara-cara untuk menormalkan keadaan dan memenuhi tanggungjawabnya sebagai presiden," tegas dia.
Menurut juru bicara Park, presiden telah dua kali meminta maaf, namun hal itu tidak juga menyurutkan kemarahan publik karena perasaan dikhianati sang kepala negara. Beberapa pengunjuk rasa bahkan mengancam akan terus berdemo hingga tuntutan mereka dipenuhi, yaitu pengunduran diri Presiden Park.
Chu Mia, seorang pedemo yang turun ke jalan mengenakan tanduk setan dan memegang papan bertuliskan "Park harus mundur" mengatakan, dirinya tidak akan memanggil Park dengan sebutan presiden lagi. "Kami ingin pemerintahan yang nyata."
Ia melanjutkan, masyarakat tertegun mendapati kenyataan bahwa seseorang yang dekat dengan Presiden Park, yakni Choi Soon-sil mampu melihat dokumen rahasia negara, dan pidato kenegaraan, meski tidak memegang jabatan di dalam pemerintahan. "Kami tidak memberikan orang ini (Choi) kekuasaan," imbuh Chu.
Skandal Presiden ParkMedia dan partai-partai oposisi menuduh Choi memanfaatkan kedekatannya dengan Presiden Park untuk mengumpulkan jutaan dolar sumbangan untuk kepentingan pribadinya melalui yayasan-yayasan miliknya.
Saat ini, Choi telah ditangkap atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan percobaan penipuan. Tidak cuma Choi, aparat keamanan juga mengamankan dua mantan sekretaris presiden, yaitu An Chong-bum (57 tahun), dan Jeong Ho-seong.
Park adalah presiden wanita pertama di Korea Selatan. Putri dari Park Chung-hee, mantan presiden Korea Selatan pada periode 1961-1979 yang dibunuh oleh kepala intelijennya sendiri.
Park dipuji oleh beberapa politisi sebagai dalang kemakmuran Korea Selatan saat ini, namun beberapa lainnya juga melayangkan kritik bahwa kepemimpinannya diktator, serta kerap melanggar hak asasi manusia.
(bir)