Parlemen Tunjuk Jaksa Khusus Selidiki Korupsi Presiden Korsel

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 18 Nov 2016 05:24 WIB
Parlemen Korea Selatan menyetujui rancangan undang-undang dalam penunjukan seorang jaksa khusus untuk menyelidiki skandal korupsi Park Geun-hye.
Parlemen Korea Selatan menyetujui rancangan undang-undang dalam penunjukan seorang jaksa khusus untuk menyelidiki skandal korupsi Park Geun-hye (Reuters/Mariana Bazo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Parlemen Korea Selatan menyetujui rancangan undang-undang untuk menunjuk seorang jaksa khusus untuk menyelidiki skandal korupsi yang melanda Pemerintahan Park Geun-hye. Park dituding telah membocorkan rahasia negara yang melibatkan kerabat dekatnya.

Melansir Reuters, usulan yang digagas oleh partai oposisi utama pemerintahan itu lolos dengan 196 suara dari 300 kursi parlemen. Dalam usulan tersebut, beberapa anggota Partai Saenuri, partai pendukung pemerintahan Park, mendukung usulan itu.

Sementara itu, Gedung Biru, Kantor Kepresidenan Korsel, menyatakan Presiden Park telah menyewa seorang pengacara menjelang keputusan Jaksa penyelidik Korsel yang berencana memeriksa orang nomor satu di Negeri Ginseng itu pada pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui pernyataan resmi, Gedung Biru menyebutkan pengacara Park, Yoo Yeong-ha, akan membahas mekanisme pemeriksaan Park bersama jaksa. Kepada reporter, mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Korsel itu mengupayakan pemeriksaan Park ini tak akan memakan waktu lama.

Yoo mengatakan, dirinya membutuhkan waktu untuk meninjau kasus ini.

"Jika pemeriksaan tatap muka diperlukan, jadwal pemeriksaan harus sesegera mungkin," ungkap Yoo.

Dalam kesempatan itu, Yoo menegaskan bahwa Presiden Park akan tetap bertindak koperatif dengan bersedia melakukan pemeriksaan yang diminta jaksa.

Berdasarkan laporan kantor berita Korsel, Yonhap, ini menjadi kali pertama dalam sejarah Korsel, seorang presiden diperiksa oleh penyelidik terkait skandal yang menimpanya.

Kejaksaan Korsel tengah menyelidiki peran Park dalam skandal nepotisme dan pembocoran dokumen negara yang melibatkan salah satu kerabatnya, Choi Soon-sil, yang bukan merupakan pejabat publik di Korsel.

Afiliasi CNN di Korsel, JTBC, menyampaikan kabar insiden tersebut setelah menemukan sebuah komputer bekas Choi yang berisikan berbagai dokumen negara.

Park sudah mengaku dan membenarkan bahwa dirinya telah membocorkan beberapa dokumen negara kepada salah satu kerabatnya itu.

Dalam permintaan maaf resminya, Park menyatakan Choi melihat "beberapa dokumen negara" dalam jangka waktu tertentu setelah dirinya menjabat sebagai presiden pada 2012 lalu.

Sementara itu, Choi dituding memanfaatkan kedekatannya dengan Park untuk memberi tekanan pada chaebol, sebutan bagi konglomerat Korsel, untuk mengalirkan dana jutaan dolar pada dua yayasannya.

Choi sendiri sudah ditahan otoritas Korsel pada 31 Oktober lalu dengan dakwaan telah melanggar penyalahgunan kekuasaan dan percobaan penipuan.

pada awal November lalu, Park menegaskan akan bertindak koperatif untuk membantu penyelidikan yang tengah dilakukan kejaksaan.

"Saya telah menginstruksikan Gedung Biru untuk bertindak koperatif dengan penyelidikan ini," ucap Park.

Akibat skandal pembocoran rahasia negara itu, ratusan ribu warga Korsel turun ke jalan pada Sabtu pekan lalu sebagai bentuk desakan bagi Park untuk mengundurkan diri dari jabatan kepresidenan.

Aksi protes ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan dalam seminggu terakhir dan sontak menyebabkan reputasi dan popularitas politik Park menurun drastis. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER