Jelang Demonstrasi, PM Malaysia Peringatkan Warga Tidak Rusuh

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 18 Nov 2016 05:58 WIB
PM Malaysia, Najib Razak, memperingatkan masyarakatnya kekerasan saat demonstrasi tidak akan ditoleransi menyusul unjuk rasa yang akan terjadi di Kuala Lumpur.
PM Malaysia, Najib Razak, memperingatkan masyarakatnya kekerasan saat demonstrasi tidak akan ditoleransi menyusul unjuk rasa yang akan terjadi di Kuala Lumpur (Reuters/Olivia Harris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, memperingatkan masyarakatnya bahwa kekerasan saat demonstrasi tidak akan ditoleransi. Peringatan ini muncul seiring dengan unjuk rasa besar-besaran yang diprediksi akan terjadi pada akhir pekan ini di Malaysia.

"Kalian semua (para demonstran) tidak boleh menimbulkan segala jenis bentrokan fisik sama sekali. Kekerasan tidak baik dan bukan bagian dari budaya Malaysia," ucap Najib kepada kantor berita Bernama pada Kamis (17/11), seperti dikutip AFP.

Kelompok aktivis Bersih, mendorong para pendukungnya beserta masyarakat lain berkumpul di Kuala Lumpur mengenakan kaus berwarna kuning, yang menjadi ciri khas mereka, pada Sabtu pekan ini. Para demonstran anti-pemerintah tersebut akan turun ke jalan menuntut pengunduran diri Najib sebagai perdana menteri yang diduga terlibat skandal korupsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Organisasi Persatuan Melayu atau United Malays National Organisation, yang bercirikan kaus merah dan merupakan kelompok sayap kanan pendukung Najib, juga mendesak akan turun ke jalan untuk menghadapi para demonstran tersebut.

Kepolisian Malaysia bahkan akan bersiaga dengan gas air mata dan meriam air untuk menghalau para demonstran jika aksi kekerasan terjadi.

"Jika salah satu pihak ingin melakukan aksi protes, pihak lainnya yang mendukung pemerintah juga boleh turut serta ke jalan melindungi pemerintah. Tapi saya tidak mau ada kekerasan fisik terjadi selama aksi demonstrasi," kata Najib yang saat ini tengah berada di Jepang.

Sementara itu, Pemimpin kelompok kaus merah, Jamal Yunos malah mengompori keadaan dengan mengancam bahwa "apapun bisa terjadi saat unjuk rasa nanti, termasuk aksi kekerasan."

Kelompok kaus merah di Malaysia secara luas dianggap sebagai preman yang disewa untuk menekan segala bentuk protes terhadap Najib dan skandal korupsi yang menimpanya.

Aksi unjuk rasa ini menjadi puncak dari kampanye Bersih selama tujuh minggu sebagai respons warga terhadap dugaan korupsi yang dilakukan pemimpin Malaysia.

Tahun 2015 lalu muncul laporan media yang menyebutkan bahwa Najib telah menggelapkan dana lembaga investasi 1 Malaysia Development Berhad atau 1MDB ke rekening pribadinya sebesar hampir US$700 juta.

Tudingan yang berujung penyelidikan di berbagai negara itu kian memicu aksi protes masyarakat Malaysia yang menginginkan Najib lengser. Berbagai tokoh politik seperti mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim turut dalam barisan pemrotes.

Dalam rekaman video singkat sepanjang hampir dua menit yang dirilis pada Rabu kemarin, Mahathir menyebutkan Malaysia sedang berada dalam keadaan panik terkait skandal korupsi ini.

Najib membantah seluruh tudingan korupsi yang menimpanya tersebut dan menyebutkan orang-orang yang menuduhnya untuk berhenti mempermasalahkan hal ini. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER