Iran Bantah Pasok Senjata untuk Hizbullah

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 24 Nov 2016 14:31 WIB
Iran membantah tudingan Israel yang mengatakan bahwa Tentara Garda Revolusi Islam menggunakan pesawat komersial untuk mengirimkan senjata kepada Hizbullah.
Ilustrasi pasukan Hizbullah. (Reuters/Ali Hashisho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Iran membantah tudingan Israel yang mengatakan bahwa Tentara Garda Revolusi Islam (IRGC) menggunakan pesawat komersial untuk mengirimkan senjata kepada kelompok militan Syiah di Libanon, Hizbullah.

Tudingan tersebut dilayangkan oleh Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Danny Danon, melalui secarik surat kepada Dewan Keamanan pada Selasa (22/11).

"Surat itu, sekali lagi, mengandung tuduhan tak berdasar yang diarahkan kepada negara saya tanpa bukti," ujar Wakil Duta Besar Iran untuk PBB, Gholamhossein Dehghani, melalui suratnya kepada Dewan Keamanan, seperti dikutip Reuters, Rabu (23/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat Danon yang sudah dilihat oleh Reuters tersebut memang tidak membeberkan bukti untuk menguatkan tudingan terhadap Iran itu.

Dalam surat tersebut, Danon hanya mengatakan bahwa IRGC biasanya menggunakan jasa maskapai Mahan Air dalam melakukan operasi pengiriman senjata ini.

Maskapai tersebut pernah dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat karena memberikan layanan kepada Pasukan Al-Quds yang merupakan unit khusus IRGC dan juga Hizbullah.

Menurut Danon, Pasukan Al-Quds memasukkan paket senjata tersebut ke dalam koper yang kemudian dibawa menggunakan pesawat komersial ke Beirut atau Damaskus, Suriah. Dari sana, paket senjata tersebut dikirim ke Libanon melalui jalur darat.

"Jelas bahwa Iran masih menjadi pemasok senjata utama bagi Hizbullah. Ini jelas melanggar beberapa resolusi DK PBB. Dewan Keamanan harus mengecam Iran dan Hizbullah atas pelanggaran resolusi ini," tulis Danon.

Melalui suratnya, Dehghani juga menyangkal tuduhan Danon yang mengatakan bahwa Iran melanggar sejumlah resolusi PBB. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER