Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, pekan ini menerima kritikan tajam dari publik internasional lantaran eulogi yang ia tulis untuk mengenang pemimpin revolusi Kuba, Fidel Castro, penuh sanjungan tanpa sedikit pun menyebutkan bahwa sang diktator itu memiliki sederet catatan pelanggaran hak asasi manusia.
Dilaporkan
CNN pada Senin (28/11), dalam euloginya Trudeau menyebut ia merasakan "kesedihan mendalam" setelah mengetahi "kematian presiden terlama Kuba." Ia menyebut Castro "luar biasa" dan "pemimpin yang melayani rakyatnya lebih dari sepanjang hidupnya."
"Fidel Castro adalah pemimpin yang melayani rakyatnya selama hampir setengah abad. Seorang orator dan revolusioner legendaris, Castro menciptakan perbaikan yang signifikan terhadap pendidikan dan kesehatan negara pulau itu," tutur Trudeau, pada Senin, beberapa hari setelah Castro tutup usia pada Sabtu (26/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski menjadi tokoh kontroversial, baik pendukung dan pengkritik Castro mengakui dedikasinya yang luar biasa dan cintanya untuk rakyat Kuba sangat mendalam dan dan abadi untuk 'el Comandante.'"
Trudeau menambahkan bahwa almarhum ayahnya, mantan Perdana Menteri Kanada Pierre Trudeau "sangat bangga menyebut dia [Castro] seorang teman." Castro merupakan salah satu pemimpin negara yang mendapat kehormatan untuk turut mengusung jasad ayah Trudeau.
Pernyataan Trudeau itu ditutup dengan kalimat singkat, "Kami bergabung dengan rakyat Kuba pada hari ini yang berduka karena kehilangan pemimpin yang luar biasa ini."
Dalam sejarahnya, hubungan Kuba dengan Kanada jauh lebih ramah ketimbang dengan Amerika Serikat. Kanada dan Kuba mempertahankan hubungan diplomatik tanpa terputus sejak 1945.
Kanada juga merupakan penyumbang wisatawan terbesar di Kuba. Kedua negara juga dalam perdagangan serta pertukaran pendidikan dan budaya.
Eulogi yang penuh sanjungan itu menjadi viral di sosial media dan menuai cemoohan dari pengguna Twitter yang menggunakan tagar #TrudeauEulogies. Termasuk yang mencemooh adalah Ted Cruz, Senator Texas keturunan Kuba yang sempat mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, bersaing dengan Donald Trump.
Cruz, putra dari Rafael Bienvenido Cruz, merupakan warga AS yang melarikan dari aksi kekerasan di kampung halamannya di Kuba. Cruz menyebut eulogi Trudeau "memalukan."
"Memalukan. Mengapa para sosialis muda mengidolakan tiran yang totaliter? Castro, Stalin, Mao, Pol Pot -- semua pembunuh dan penyiksa yang kejam," kicau
Cruz, tak lupa menyertakan tagar #truth.
Kritikan tajam juga dilontarkan Senator Florida, Marco Rubio, yang seakan tak percaya atas berbagai sanjungan yang dilontarkan PM Kanada itu.
"Apakah ini benar? Jika ini benar-benar pernyataan dari PM Kanada, ini memalukan & menyedihkan,"
kicaunya.
Kader Partai Republik lainnya, Ileana Ros-Lehtinen, yang melarikan diri dari Kuba dengan keluarganya ketika berusia 8 tahun dan menjadi anggota Kongres pertama keturunan Kuba-Amerika juga mengecam eulogi yang ditulis Trudeau.
"Saya membaca surat cinta yang memuakkan kepada mendiang Fidel Castro dan berpikir, 'Tentu saja, Anda tidak kehilangan orang yang dicintai yang dibunuh oleh pasukan eksekusi,'" tuturnya.
Tagar #TrudeauEulogies viral di Twitter, dengan sebagian netizen menyamakan Castro dengan diktator lainnya, seperti Benito Mussolini, Kim Jong Il, dan Joseph Stalin. Sebagian netizen bahkan menyamakan Castro dengan Darth Vader dan The Joker.
(stu/stu)