Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan manajer kampanye Donald Trump, Kellyanne Conway, memaparkan bahwa presiden terpilih Amerika Serikat itu kerap berbincang dengan presiden petahana, Barack Obama, beberapa kali setelah pemilu presiden berakhir.
Media AS menyebut perbincangan kedua tokoh ini merupakan upaya Obama untuk memberikan bimbingan kepada konglomerat asal AS yang belum memiliki pengalaman di bidang politik itu.
Dalam program Meet the Press yang disiarkan stasiun televisi AS,
NBC, pada Minggu (27/11) lalu, Conway mengungkapkan bahwa perbincangan teranyar antara Trump dan Obama terjadi pada akhir pekan, selama 45 menit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Conway memaparkan bahwa Obama dan taipan real-estate itu "secara rutin membicarakan sejumlah isu," termasuk pertanyaan Obama soal kebijakan yang akan diterapkan Trump kepada Kuba usai kematian pemimpin revolusi negara itu, Fidel Castro.
Dilansir dari
The Independent, Conway menyatakan bahwa Trump saat ini belum menetapkan kebijakan yang akan diluncurkannya terhadap Kuba setelah ia menjabat di Gedung Putih pada Januari mendatang. Conway mamaparkan Trump hingga kini masih terus berkonsultasi dengan sejumlah penasihatnya dan berbagai tokoh lainnya, termasuk Obama, terkait hubungan AS dengan Kuba.
AS dan Kuba sepakat menghentikan permusuhan yang telah berlangsung selama lebih dari lima dekade. Kedua negara mulai menormalisasi hubungan, salah satunya dengan membangun kantor kedutaan besar di masing-masing negara dan membuka kembali rute pesawat komersil antara kedua negara.
Dalam berbagai kampanyenya, Trump sendiri berjanji akan meninjau kembali setiap negosiasi perdagangan dengan Kuba yang mulai marak sejak hubungan kedua negara membaik.
Meski Trump dan Obama kerap saling serang selama pemilu, keduanya sepakat untuk bertemu dan berbincang di Gedung Putih, hanya dua hari setelah Trump dinyatakan memenangi pemilu presiden pada awal November lalu.
Media AS,
The Wall Street Journal melaporkan bahwa Obama "berencana untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan penggantinya, daripada yang biasanya dilakukan presiden AS," karena Trump jelas "membutuhkan bimbingan lebih."
Dalam wawancaranya dengan
NBC, Conway juga menyatakan, "Negara ini tidak terbiasa dipimpin oleh pebisnis sukses. Jadi ini akan berbeda."
(stu)