Jakarta, CNN Indonesia -- Foto mantan Presiden Kuba Fidel Castro dipampang di Plasa Revolusi, Havana, Kuba, menjelang upacara kematiannya, Senin (28/11). Foto raksasa itu tergantung di tempat yang sebelumnya digunakan untuk gambar poster Yesus Kristus, saat Paus Fransikus berkunjung ke negara tersebut, tahun lalu.
Diberitakan Reuters, pekerja terlihat buru-buru memasang pelantang suara dan lampu-lampu di sekitar foto pemimpin revolusi 1959 tersebut.
Rencananya, akan dilaksanakan upacara berkabung sepanjang dua hari di tempat ini. Pemerintah mengundang warga setempat untuk menghadiri prosesi di mana abu jenazah Castro akan ditampilkan itu.
"Semua orang pasti sedih karena kehilangan Castro yang telah melakukan segalanya untuk bangsa," kata Jose Luis Herrera, pria yang menggantungkan foto raksasa tersebut.
"Dia adalah orang yang membimbing saya dan anak-anak saya. Dia adalah Tuhan bagi saya," ujarnya.
Castro meninggal dunia Jumat (25/11) pekan lalu dan dikremasi sehari setelahnya. Rencananya, abu jenazah gerilyawan itu akan diarak keliling Kuba sebelum disemayamkan di Santiago de Cuba, di mana revolusi yang ia pimpin dimulai.
Abu jenazah Castro dibawa sejauh 1.200 kilometer ke Santiago de Cuba oleh iring-iringan tersebut. Setibanya iring-iringan itu, maka hari berkabung nasional pun segera diakhiri.
"Yang saya kagumi adalah rasa cinta warga Kuba untuknya," kata Martha Pons, seorang turis Meksiko yang mengunjungi Plasa tempat foto raksasa itu terpampang.
Dia asyik mengambil foto di atas mobil klasik Amerika yang masih banyak digunakan di negara tersebut sejak era 1950-an.
Sebenarnya dia mengunjungi Kuba untuk menonton konser Placido Domingo pada Sabtu. Namun, acara itu ditunda karena kematian Castro.
Upacara di Havana akan selesai pada Selasa malam waktu setempat. Pimpinan negara-negara asing rencananya akan menyampaikan penghargaan pada tokoh penentang Amerika Serikat itu.
[Gambas:Video CNN]
Warna-warni musik yang biasanya berkumandang di jalanan Havana pun terhenti sejak hari berkabung itu. Bahkan, pemerintah sementara melarang penjualan alkohol dan menunda musim pertandingan bisbol profesional di negara tersebut.
Upacara di Havana akan selesai pada Selasa malam waktu setempat. Pimpinan negara-negara asing rencananya akan menyampaikan penghargaan pada tokoh penentang Amerika Serikat itu.
Banyak warga setempat mengagumi Castro karena dianggap telah berani menentang dominasi AS terhadap warga Amerika Latin, menyediakan fasilitas kesehatan, dan meningkatkan pendidikan orang miskin.
Walau demikian, di luar negeri, banyak pula yang merayakan kematiannya karena dianggap telah memimpin dengan gaya tirani, memenjarakan musuh politiknya, memberedel partai oposisi dan menghancurkan perekonomian dengan mencoba sistem sosialis.
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump menyebut Castro sebagai "diktator brutal yang mengopresi bangsanya sendiri selama hampir enam dekade."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(aal/aal)