Jakarta, CNN Indonesia -- Uni Eropa sangat mengagumi keharomanisan dalam keberagaman di Indonesia. Mereka pun akan menyusun program khusus untuk mempelajari pluralisme di Indonesia pada 2017 mendatang.
Rencana ini disampaikan oleh Perwakilan Tinggi UE, Federica Mogherini, kepada Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, dalam pertemuan Komite Bersama Indonesia dan Uni Eropa di Brussels, Belgia, pada Selasa (29/11).
Dalam pertemuan itu, Mogherini menyatakan kekagumannya terhadap masyarakat Indonesia yang dapat hidup berdampingan dan harmonis di tengah latar belakang budaya dan agama yang berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mogherini, kehidupan Indonesia yang beragam suku namun tetap rukun ini patut dipertahankan dan menjadi contoh bagi masyarakat UE yang juga multietnis.
Retno pun menyambut baik rencana UE untuk menyelenggarakan program khusus mempelajari pluralisme di Indonesia tersebut.
"Kami sambut baik rencana UE untuk belajar mengenai pluralisme di Indonesia yang tidak lepas dari prinsip-prinsip Islam yang Rahmatan Lil Alamin," ujar Retno melalui keterangan resmi yang diterima
CNNIndonesia.com, Selasa (29/11).
Selain pluralisme, Retno dan Mogherini juga membahas sejumlah isu lain, seperti kerja sama ekonomi dan masyarakat antara kedua kawasan.
Kepada Mogherini, Retno juga menyampaikan pentingnya mempercepat proses perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) untuk memperbesar peluang peningkatan perdagangan, investasi, juga kerja sama pembangunan, khususnya pembangunan kapasitas masyarakat Indonesia-UE.
Dalam pertemuan ini, diluncurkan pula lisensi Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) sebagai pengukuhan regulasi ekspor produk kayu Indonesia ke UE.
Tak hanya kerja sama bilateral, pertemuan juga membahas berbagai isu kawasan dan global, seperti situasi di Timur Tengah, migrasi, terorisme, radikalisme, situasi di Myanmar, ASEAN, serta situasi di Eropa.
Baik Retno dan Mogherini sepakat bahwa berbagai tantangan regional dan global yang tengah dihadapi membutuhkan kerja sama lebih erat dan penanganan yang inovatif dari Indonesia dan UE.
“Kami harapkan pertemuan komite bersama akan dapat mengindentifikasi ruang kerja sama baru Indonesia-UE baik secara bilateral, regional, dan multilateral," kata Retno.
UE merupakan investor terbesar ke-4 di Indonesia. Pada 2015, nilai investasi UE di Indonesia mencapai US$2,26 miliar yang disumbangkan dari 1.437 proyek.
UE juga merupakan mitra dagang terbesar ke-4 Indonesia dengan nilai perdagangan mencapai US$ 26,14 miliar pada 2015. Beberapa barang produksi Indonesia yang kerap diekspor ke UE antara lain kelapa sawit, karet, aksesoris pakaian, sepatu, dan tekstil.
Wisatawan negara UE ke Indonesia per tahunnya juga dinilai cukup berpengaruh besar terhadap peningkatan devisa negara. Jumlah wisatawan UE ke Indonesia pada tahun 2014 mencapai 997.932 orang.
(has)