Presiden Italia Minta Perdana Menteri Tunda Pengunduran Diri

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 06 Des 2016 07:22 WIB
Presiden Italia, Sergio Mattarella, meminta Perdana Menteri Matteo Renzi untuk menunda pengunduran dirinya hingga anggaran negara tahun 2017 disetujui.
Dalam pertemuan pada Senin (5/12), Renzi mengajukan pengunduran dirinya setelah kalah telak dalam referendum mengenai reformasi konstitusi yang ia gagas dalam pemilihan umum sehari sebelumnya. (Reuters/Tiziana Fabi/Pool)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Italia, Sergio Mattarella, meminta Perdana Menteri Matteo Renzi untuk menunda pengunduran dirinya hingga anggaran negara tahun 2017 disetujui.

"Presiden, atas dasar kepentingan menyelesaikan proses parlementer dari anggaran negara, meminta perdana menteri untuk menunda pengunduran dirinya sampai upaya ini rampung," bunyi pernyataan resmi dari kantor kepresidenan Italia, sebagaimana dikutip AFP.

Menurut laporan media lokal, pemerintah sudah mengantongi persetujuan dari majelis rendah parlemen. Proses persetujuan anggaran itu pun diperkirakan rampung pada akhir pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan ini dirilis setelah Mattarella bertemu dengan Renzi pada Senin (5/12). Dalam pertemuan itu, Renzi mengajukan pengunduran dirinya setelah kalah telak dalam referendum mengenai reformasi konstitusi yang ia gagas dalam pemilihan umum pada Minggu (4/12).

"Menyusul hasil referendum konstitusi yang diselenggarakan kemarin, perdana menteri mengumumkan bahwa ia tidak dapat melanjutkan mandatanya dalam pemerintahan dan menyampaikan keinginannya untuk mundur," tulis kantor kepresidenan Italia.

Sejak mengajukan referendum itu, Renzi memang berjanji akan mundur jika gagasannya ditolak oleh sebagian besar rakyat.

Gagasan referendum ini diajukan oleh Renzi untuk mengubah konstitusi dengan harapan dapat menggenjot kembali perekonomian Italia yang mengalami perlambatan.

Para pendukung referendum ini mengatakan, tujuan dari gagasan ini adalah untuk menyederhanakan sistem dalam pemerintahan Italia dengan memangkas jumlah anggota Majelis Tinggi Parlemen dari 315 menjadi 100.

Namun, para pengkritik referendum ini beranggapan bahwa pemangkasan tersebut dapat meniadakan pemeriksaan penting yang seharusnya dilakukan oleh majelis rendah.

Lebih jauh, hasil referendum ini dianggap akan menunjukkan gambaran pemilihan umum berikutnya. Dengan pengunduran diri dari PM dari Partai Republik ini, muncul spekulasi kemungkinan kemenangan partai anti-kemapanan, Gerakan Bintang Lima, dalam pemilu selanjutnya.

Hasil ini lantas kembali memantik ketakutan bertumbuhnya gelombang populisme di sekitar Eropa. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER