Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kuba menyatakan harapannya untuk dapat menandatangani setidaknya separuh dari puluhan perjanjian dengan Amerika Serikat sebelum Donald Trump dilantik menjadi presiden pada Januari mendatang.
"Sekarang ini, kami menegosiasikan lebih dari 12 perjanjian dengan harapan dapat merampungkan dan menandatanganinya," ujar Menteri Luar Negeri Kuba, Josefina Vidal, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (7/12).
Menurut Vidal, perjanjian yang akan didahulukan tersebut meliputi kesepakatan mengenai gempa bumi dan meteorologi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vidal kemudian menekankan bahwa kedua negara sudah menyepakati beberapa perjanjian dengan lancar pasca normalisasi hubungan dengan AS di masa pemerintahan Barack Obama.
Kedua negara bahkan sudah mendirikan kedutaan besar dan membuka jalur penerbangan komersial untuk menunjukkan keterbukaan mereka.
Namun, beberapa pihak mulai khawatir setelah Trump menang dalam pemilu AS. Trump sempat mengancam akan membatalkan kesepakatan normalisasi dengan Kuba jika negara pimpinan Raul Castro itu tidak memberikan penawaran yang lebih baik.
Vidal enggan mengomentari pernyataan Trump tersebut. Namun, Vidal berharap pemerintahan Trump menyadari bahwa kesepakatan ini didukung oleh kebanyakan warga AS dan Kuba.
"Kuba berharap pemerintahan AS yang baru mempertimbangkan hasil yang sudah kita capai yang didukung oleh mayoritas masyarakat Kuba dan AS," katanya.
Meskipun mungkin ada beberapa perbedaan pandangan, Vidal mengatakan bahwa Kuba siap untuk terus memperkuat hubungan.
(has)