Pemberontak Kabur, Militer Suriah Rebut 90 Persen Area Aleppo

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 13 Des 2016 17:53 WIB
Tentara Suriah mengambil alih seluruh distrik yang ditinggalkan para pemberontak di Aleppo, membuat mereka merebut kembali 90 persen wilayah kota itu.
Meski garis depan pertempuran dengan cepat bergeser pada Senin, namun semakin banyak warga Aleppo yang melarikan diri dari perang. (Reuters/Abdalrhman Ismail)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tentara Suriah dan sekutunya mengambil alih seluruh distrik yang ditinggalkan para pemberontak di Aleppo pada awal pekan ini. Kemenangan ini membuat pasukan pemerintah Suriah sudah berhasil merebut mayoritas wilayah yang sebelumnya dikuasai pemberontak.

Reuters melaporkan bahwa pertahanan pemberontak berhasil dipatahkan pada Senin (12/12), menyebabkan militer Suriah dapat melenggang masuk ke sejumlah daerah kantong pemberontakan yang sebelumnya tak berhasil ditembus.

Dengan kemenangan sudah di depan mata, AFP melaporkan bahwa pasukan yang loyal dengan Presiden Bashar al-Assad sudah berhasil menguasai sekitar 90 persen wilayah yang sebelumnya dikuasai pemberontak di Aleppo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemajuan militer Suriah ini tak serta merta berhasil memberangus pemberontakan. Meski tak dapat bertahan di kota-kota besar, berbagai kelompok pemberontak dilaporkan masih menguasai sejumlah pedesaan di barat Aleppo dan juga di Provinsi Idlib.

Setelah menggempur sejumlah daerah yang dikuasai pemberontak secara intens dalam beberapa hari terakhir, jumlah serangan udara dan penembakan jauh berkurang pada Senin (12/12) dan berlangsung sepanjang malam, menurut laporan Reuters.

Pejabat militer Suriah menyatakan bahwa para pemberontak melarikan diri "dalam keadaan panik". Namun, seorang pejabat kelompok pemberontak Jabha Shamiya yang berbasis Turki menyatakan bahwa pihaknya membentu garis depan baru di sepanjang perbatasan sungai.

Kemenangan pasukan pemerintah disambut oleh warga yang loyal terhadap rezim Assad. Kemeriahan perayaan berlangsung sepanjang Senin malam, diwarnai dengan riuh rendah tembakan kemenangan ke udara tanda kemenangan.

Meski garis depan pertempuran dengan cepat bergeser pada Senin, namun semakin banyak warga Aleppo yang melarikan diri dari perang. Mereka membawa barang bawaaan seadaanya, banyak di antara mereka terpaksa membawa kerabat yang sakit dan renta menggunakan kursi roda.

Sekretaris PBB, Ban Ki-moon mengaku khawatir terhadap berbagai laporan kekejaman terhadap warga sipil semenjak kemajuan militer Suriah di Aleppo.

"Ketika pertempuran mencapai puncak baru dan wilayah itu dilanda kekacauan, maka ribuan orang yang tidak terlibat kekerasan tak punya tempat aman untuk berlindung," bunyi pernyataan Palang Merah Internasional (ICRC), dikutip dari Reuters.

Meski militer Suriah mengalami kemajuan dalam merebut kembali wilayah Aleppo dari kendali pemberontak, namun mereka kehilangan kota kuno Palmyra yang berhasil kembali direbut ISIS.

ISIS kembali merebut Palmyra pada Minggu (11/12) meskipun Rusia meluncurkan puluhan serangan udara untuk memukul mundur kelompok militan itu.

Padahal, pada Maret lalu, pemerintah Suriah sudah berhasil merebut kembali Palmyra dari tangan ISIS dengan bantuan militer Rusia. Pemerintahan rezim Bashar Al-Assad bahkan telah mengirim pasukan untuk menjaga dan mengamankan kota itu.

Kejatuhan kembali Palmyra ke tangan ISIS menunjukkan bahwa sistem pertahanan militer Suriah yang dibantu Rusia tidak cukup efektif untuk memberangus militan di kawasan itu. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER