Banyak Korban Sipil di Yaman, AS Setop Jual Senjata ke Saudi

Reuters/Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Rabu, 14 Des 2016 11:54 WIB
Amerika Serikat menghentikan sebagian penjualan senjata ke Arab Saudi karena operasi militer Saudi mengakibatkan korban sipil berjatuhan di Yaman.
Amerika Serikat menghentikan penjualan sejumlah senjata untuk Arab Saudi. (Dok. US Navy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat akan menghentikan penjualan sejumlah senjata ke Arab Saudi dan membatasi dukungan militernya atas operasi Saudi di Yaman untuk mencegah semakin banyak korban sipil di negara termiskin Timur Tengah itu.

AS juga akan mengubah fokus pelatihan angkatan udara Saudi pada kemampuan menembak tepat sasaran. Akurasi serangan Saudi menjadi perhatian AS lantaran kerap mengenai objek yang tak ditargerkan. 

Dikutip Reuters, Rabu (14/12), seorang sumber di pemerintahan Barack Obama yang meminta namanya tidak dipublikasikan mengungkapkan masalah "sistemik, endemik" pada akurasi serangan Saudi membuat AS memutuskan menyetop sejumlah penjualan senjata pintar seperti rudal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu tentunya merefleksikan secara langsung kekhawatiran kami atas serangan Saudi yang mengakibatkan korban sipil," ujarnya. Seorang sumber lainnya pun mengonfirmasi keputusan ini.

Hal ini menunjukkan frustrasi mendalam pemerintahan Presiden Barack Obama atas intervensi Saudi di perang Yaman yang telah berlangsung selama 20 bulan dan menewaskan 10 ribu orang.

Keputusan ini juga bisa jadi memperparah hubungan antara Washington dan Riyadh di sisa-sisa masa pemerintahan Obama, sebelum diwariskan ke Presiden terpilih Donald Trump.

Walau demikian, tindakan ini masih belum memenuhi harapan pihak yang ingin AS menghentikan sepenuhnya bantuan militer untuk Saudi.

Ke depan, AS akan tetap mengisi bahan bakar pesawat koalisi Saudi yang terlibat dalam operasi militer dan tidak sepenuhnya memutus penjualan senjata ke negara tersebut.

Selain itu, Washington juga akan membagikan lebih banyak informasi intelijen soal perbatasan Saudi dan Yaman.

Sejak meluncurkan intervensi militer pada Maret 2015 untuk membantu Presiden Rabbu Mansour Hadi memerangi pemberontak Houthi yang didukung Iran, Saudi kerap menjadi sasaran serangan lintas batas oleh Houthi. 

Namun, kelompok pemerhati HAM mengatakan ribuan serangan udara dari koalisi Saudi justru menghantam klinik, sekolah, pasar dan pabrik. Tindakan ini dapat disebut setara dengan kejahatan perang.

Pemerintah Saudi tidak menampik serangan tersebut maupun menjelaskan keberadaan musuh di kawasan yang mereka serang. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER