Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah orang bersenjata diduga membakar lima bus yang sedianya digunakan untuk evakuasi di kawasan dekat Idlib, Suriah pada Minggu.
Hal itu disampaikan The Syrian Observatory for Human Rights, organisasi yang berbasis di Inggris dan memantau perang. Organisasi itu menyatakan evakuasi di desa itu ditunda, dan hal itu memungkinkan evakuasi di Alepoo Timur pun tertunda.
Seperti dilansir
Reuters pada Minggu (18/12), pemberontak Sunni sepakat agar warga yang berada di al-Foua dan Kefraya dapat pula diizinkan untuk meninggalkan tempat-tempat tersebut. Hal itu dianggap sebagai imbalan ketika para pejuang dan keluarganya dievakuasi dari Aleppo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walaupun demikian, belum jelas siapa yang membakar bus-bus tersebut. Dalam video yang beredar di media sosial, seorang pria berjanggut bersorak dan mengucap 'Allah Maha besar' setelah aksi pembakaran itu.
Media pemerintah menuding hal itu dilakukan oleh ‘teroris bersenjata’, kelompok yang memerangi Presiden Bashar al-Assad. Televisi Mayadeen menyalahkan kelompok pemberontak dikenal dengan nama the Nusra Front.
Namun, kelompok pemberontak justru menuding bahwa sebagian massa yang marah dan mata-mata, adalah pihak yang bertanggung jawab.
Pengambilan SuaraSementara itu, Dewan PBB akan mengambil suara pada Senin setelah draf resolusi untuk pemantauan proses evakuasi di Aleppo, Suriah dirampungkan.
Hal itu disampaikan oleh Samantha Power, Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB kepada wartawan. Power mengikuti proses negosiasi yang berlangsung lebih dari 3 jam tersebut.
“Kami mengharapkan akan mengambil suara bulat untuk teks tersebut,” kata Power.
(asa)