Para Penumpang Mulai Keluar dari Pesawat Libya yang Dibajak

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 23 Des 2016 20:41 WIB
Para penumpang mulai dibebaskan dari sebuah pesawat maskapai penerbangan internal Libya yang dibajak dan terpaksa mendarat darurat di Malta.
Para penumpang mulai dibebaskan dari sebuah pesawat maskapai penerbangan internal Libya yang dibajak dan terpaksa mendarat darurat di Malta. (Reuters/Darrin Zammit-Lupi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para penumpang mulai berjalan menuruni tangga dari sebuah pesawat maskapai penerbangan internal Libya yang dibajak dan terpaksa mendarat darurat di Bandara Internasional Malta pada Jumat (23/12).

Perdana Menteri Malta Joseph Muscat melalui akun Twitter-nya melaporkan bahwa kelompok pertama penumpang, yakni sekitar 25 orang, telah dibebaskan. Sementara 25 orang lainnya masih dalam proses pembebasan.

Sejumlah bus dikerahkan untuk membawa penumpang menjauhi pesawat yang dibajak tersebut. Total, ada 111 penumpang dan 7 awak di pesawat Afriqiyah Airways itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah siaran televisi memperlihatkan tidak ada tanda-tanda serangan dalam pembebasan para penumpang.

Para pembajak menyatakan kepada kru pesawat bahwa dia "pro-Gaddafi" dan bersedia untuk membiarkan seluruh 111 penumpang hidup dan turun dari pesawat bertipe A320 Airbus itu. Namun, ia tak mau membebaskan tujuh awak pesawat jika tuntutannya tidak terpenuhi, menurut laporan Times of Malta yang dikutip Reuters.

Hingga kini belum jelas tuntutan apa yang diajukan pembajak, begitu juga soal informasi apakah pembajak bertindak sendiri atau berkelompok.

Informasi soal pembajakan pertama kali diterima oleh menara pengawas penerbangan di Bandara Mitiga, Tripoli pada Jumat pagi, menurut laporan petugas keamanan kepada Reuters.

"Pilot melaporkan kepada menara pengawas di Tripoli bahwa mereka sedang dibajak, maka mereka kehilangan komunikasi dengannya," kata pejabat yang menolak identitasnya dipublikasikan kepada Reuters.

"Pilot berusaha sangat keras untuk mendarat di tempat tujuan, tetapi mereka (pembajak) menolak," ujarnya.

Aparat langsung mengambil posisi beberapa ratus meter dari pesawat saat mendarat di landasan. 

Pesawat itu terbang dari Sebha, di barat daya Libya, menuju ibu kota Tripoli. Rute ini biasanya memakan waktu lebih dari dua jam.

Mesin pesawat masih berjalan hingga 45 menit setelah mendarat, menurut Times of Malta.

Akibatnya, semua penerbangan lain di Bandara Internasional Malta dibatalkan atau dialihkan.

Malta merupakan negara pulau kecil di kawasan Mediterania. Negara ini merupakan anggota Uni Eropa, berjarak sekitar 500 km sebelah utara dari Tripoli.

Perdana Menteri Malta Joseph Muscat berkicau, "Saya menerima informasi soal kemungkinan pembajakan dari penerbangan internal #Libya hingga dialihkan ke #Malta. Petugas Keamanan dan operasi darurat bersiaga."

Ia mengonfirmasi bahwa ada 111 penumpang, 82 di antaranya pria sementara 28 wanita dan satu bayi di pesawat itu.

Mantan pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, tewas dalam pemberontakan pada tahun 2011. Sejak itu, Libya terpecah menjadi dua faksi, masing-masing mengaku sebagai pemerintahan yang sah. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER