Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding pihak Barat mendukung kelompok teroris dan militan seperti ISIS, kelompok Unit Perlindungan Masyarakat Kurdi (YPG), dan Partai Uni Demokratik (PYD).
Erdogan bahkan mengklaim telah memegang bukti kuat terkait dukungan koalisi Barat yang dipimpin Amerika Serikat pada sejumlah kelompok ekstrimis tersebut.
"Mereka menduduh kami mendukung Daesh [Sebutan ISIS]. Dan sekarang mereka memberikan dukungan pada kelompok teroris termasuk ISIS, YPG, dan PYD. Ini sangat jelas karena kami memiliki bukti video dan gambar," ucap Erdogan dalam konferensi Pers di Ankara, seperti dikutip
Reuters, Selasa (27/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erdogan mengatakan, pihak Barat telah melanggar janji di Suriah dengan mendukung sejumlah kelompok teroris.
Pernyataan ini dilontarkan Erdogan setelah sekitar 37 tentaranya tewas dalam operasi pertempuran pasukan Turki di Kota Al-Bab dalam memerangi ISIS.
Pasukan Turki mendapat perlawanan sengit dari ISIS dalam operasi di kota yang berjarak sekitar 25 kilometer dari selatan perbatasan itu.
Tentara mereka terus berguguran sementara koalisi AS masih enggan memberikan bantuan. Padahal, baru-baru ini pemerintahan Erdogan telah meminta AS membantu tentara Turki dalam operasi di kota itu.
Turki telah menyatakan tidak terima
jika koalisi AS tetap menutup mata atas situasi ini."Pasukan koalisi [AS] sayangnya tidak menepati janji mereka. Apakah mereka benar melakukan [dukungan terhadap teroris] atau tidak, kami akan terus melanjutkan langkah [melawan ISIS dan kelompok ekstrimis lain] dengan cara yang sudah kami putuskan," ucap Erdogan.
Erdogan mengeluh pihak Barat lebih memilih untuk mendukung YPG dan PYD daripada mendukung pasukannya di Suriah. Pasalnya, YPG dan PYD turut berkoalisi dengan AS di Suriah untuk melawan ISIS.
Ia juga pernah membuat klaim serupa saat bertandang ke Pakistan pada November lalu dengan mengatakan bahwa pihak Barat "saat ini berdiri bersama ISIS" dan senjata kelompok teroris itu merupakan buatan mereka.
Sementara itu, Kementerian Luar negeri AS menampik segala tudingan "menggelikan" yang dilayangkan Erdogan pada Washington.
Juru bicara Kemlu AS, Mark Toner menganggap tudingan yang dilontarkan Erdogan itu sebagai tuduhan tanpa dasar dan bukti apapun.
(aal)