Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Presiden Suriah Bashar Al-Assad tidak bisa terlibat dalam transisi perdamaian di negara itu.
Cavusoglu menuturkan, banyaknya pihak penetang pemerintah di Suriah selama ini membuat keterlibatan Assad dalam proses perdamaian itu menjadi mustahil. Keterlibatan Assad dinilai hanya akan menghambat proses perundingan damai.
Melansir
Reuters, komentar ini dilontarkan Cavusoglu menyusul adanya laporan dari kantor berita Turki,
Anadolu, terkait kesepakatan antara Moskow dan Ankara mengenai rancangan perjanjian gencatan senjata yang akan diberlakukan di seluruh Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cavusoglu telah membenarkan bahwa Turki tengah mempersiapkan kesepakatan gencatan senjata tersebut. Sementara Moskow hingga saat ini belum bisa berkomentar terkait laporan ini.
"Saya belum bisa menjawab petanyaan itu [tentang rancangan kesepakatan gencatan senjata di Suriah antara Turki-Rusia]," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
"Saya belum memiliki informasi cukup mengenai hal ini," katanya melalui telekonferensi.
Meskipun begitu, Peskov menekankan bahwa pemerintah Rusia terus berkoordinasi dengan Turki dalam pembahasan perundingan damai Suriah yang dijadwalkan akan dilaksanakan di ibu kota Kazakhstan, Astana.
Peskov menuturkan kordinasi antar kedua negara ini dilakukan guna mencari resolusi politik dalam penyelesaian konflik di Suriah yang tengah berlangsung sejak 2011 lalu.
Rancangan kesepakatan antara Moskow dan Ankara ini tercapai sepekan setelah pemerintah Suriah berhasil merebut kembali Aleppo dari pemberontak. Aleppo disebut sebagai salah satu lokasi kunci di negara itu dan merupakan kota terbesar kedua di Suriah.
Meski sempat terhambat, puluhan ribu warga sipil dikabarkan telah dievakuasi dari Aleppo. Gencatan senjata di kota itu pun berhasil tercapai berkat negosiasi yang dipimpin Turki dan Rusia.
(aal)