Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia menampik telah mengumpulkan sejumlah berkas berisi informasi yang dapat merugikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump.
"Ini adalah upaya untuk merusak hubungan bilateral kami. Ini adalah omong kosong," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov sebagaimana dikutip
Reuters, Rabu (11/1).
Melalui sambungan telepon, Peskov mengatakan hal ini bisa memperburuk hubungan kedua negara yang kini berada dalam kondisi terburuk sejak perang dingin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kabar yang menyebut Rusia mempunyai informasi tersebut adalah berita bohong alias hoax yang mengada-ngada.
"Anda harus menanggapi ini dengan rasa humor. Tapi juga ada sisi menyedihkan dari persoalan ini," kata Peskov.
Dua orang pejabat AS sebelumnya mengatakan para pimpinan badan intelijen di negara itu telah mempresentasikan kepada Trump bahwa Rusia mempunyai informasi yang bisa merugikannya.
Namun, kabar itu telah dibantah oleh Trump sendiri melalui akun Twitternya. "Berita bohong--upaya pembunuhan karakter!" ujarnya.
Sementara itu, soal kemungkinan sanksi baru AS yang bisa memengaruhi sektor minyak dan gas Rusia, Peskov mengatakan hal tersebut juga bisa merusak hubungan kedua negara dan perekonomian dunia.
Peskov juga mengatakan Kremlin terganggu dengan laporan yang menyebut Menteri Luar Negeri terpilih Rex Tillerson menilai Rusia membahayakan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Moskow sempat memuji Tillerson yang pernah bekerja sama dengan pejabat Rusia dalam bidang perminyakan.
Peskov mengatakan pihaknya menilai Tillerson sebagai tokoh yang mau mendengarkan dan konstruktif, meski menyadari dia juga bisa jadi seorang operator yang keras.
"Kami paham bahwa Tillerson akan terus bersikap keras dalam mengejar tujuannya," kata Peskov.