Terorisme Tetap Jadi Fokus Diplomasi Indonesia di Tahun 2017

CNN Indonesia
Kamis, 12 Jan 2017 23:18 WIB
Aksi terorisme yang terus meningkat membuat Indonesia masih harus menaruh perhatian lebih terhadap peningkatan keamanan dan upaya deradikalisasi.
Menlu RI, Retno LP Marsudi, mengatakan bahwa upaya pemberantasan terorisme harus diintegrasikan dengan negara lain. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, menuturkan terorisme masih menjadi fokus utama diplomasi Indonesia di tahun 2017.

Aksi terorisme yang terus meningkat, tutur Retno, membuat Indonesia masih harus menaruh perhatian lebih terhadap peningkatan keamanan dan upaya deradikalisasi.

Retno lantas mengambil contoh sejumlah teror yang mengguncang selama setahun belakangan, mulai dari bom Thamrin, serangan di Berlin pada akhir 2016, bahkan penembakan yang mengawali tahun baru di Turki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Ini menandakan ancaman terorisme masih terus berlangsung. [Indonesia] tidak bisa tidak menjadikan isu ini sebagai fokus [diplomasi],” ujar Retno saat menyampaikan pernyataan pers tahunannya di Jakarta pada pekan ini.

Ia mengatakan, upaya deradikalisasi masih terus digencarkan oleh pemerintah sebagai salah satu cara memberantas aksi terorisme.

Salah satu caranya adalah dengan memperkuat kinerja Jakarta Center for Law Enforcment Cooperation (JCLEC) yang resmi dibentuk 2004 lalu atas kerja sama dengan pemerintah Australia.

JCLEC dibentuk sebagai wadah pelatihan penanggulangan terorisme di Indonesia. Menurut Retno, pengentasan terorisme tidak bisa dihadapi tanpa kerja sama dengan negara lain.

“Maka dari itu melalui diplomasi, Indonesia berupaya mengintegrasikan pemberantasan terorisme bersama negara lainnya yang memiliki concern yang sama terhadap isu ini,” kata Retno.

Isu terorisme memang tak dapat lepas dari hubungan internasional. Sebelumnya, Amerika Serikat memasukkan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ke dalam daftar organisasi teroris. JAD dituding sebagai pelaku serangan berdarah di Jalan Thamrin, Jakarta tahun lalu. 

Sementara itu, kepolisian memperkirakan sebanyak 600 WNI berangkat ke Suriah sepanjang 2016. Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan mereka hijrah untuk bergabung dengan dua kelompok teroris, ISIS dan sempalan kelompok teroris Al Qaidah, Jabhat al Nusra.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER