Jakarta, CNN Indonesia -- Calon duta besar AS untuk PBB, Nikki Haley, akan menyampaikan kritiknya terkait perlakuan organisasi dunia itu terhadap Israel. Hal ini senada dengan yang telah disampaikan Presiden terpilih Donald Trump.
Haley, politikus Partai Republik yang sedang menanjak karirnya, akan ditanyai oleh Komite Hubungan Luar Negeri Senat soal pengalaman di bidang kebijakan luar negeri dan pemerintahan federal yang terbilang minim. Sebelumnya, dia menjabat sebagai gubernur South Carolina sejak 2011.
Dalam naskah pidato yang dikutip
Reuters, Rabu (19/1), Haley mengamini kritik Trump soal resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam pembangunan permukiman Israel di Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meloloskan resolusi PBB nomor 2334 adalah kesalahan yang sangat buruk, membuat kesepakatan damai antara Israel dan Palestina semakin sulit dicapai," kata Haley dalam naskah pidato yang rencananya akan disampaikan di depan Senat, besok.
Amerika Serikat, di bawa kepemimpinan Barack Obama, menolak untuk memveto resolusi tersebut. Israel menyebut langkah ini memalukan.
Setelah itu, Trump menyampaikan kritiknya melalui Twitter, memperingatkan bahwa akan ada perubahan besar di PBB setelah dia menjabat menjadi presiden. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Beberapa hari setelahnya, Trump kembali berkicau, "PBB punya banyak potensi, tapi kini organisasi tersebut hanya kelab tempat orang berkumpul, mengobrol dan bersenang-senang. Menyedihkan!"
Senada, Haley berjanji akan mendorong reformasi PBB. Dia mengatakan "warga Amerika melihak perlakuan buruk PBB terhadap Israel, kegagalan mencegah ancaman nuklir Korea Utara, pemborosan dan korupsinya, dan mereka jengah."
Namun, dia juga memuji beberapa kerja PBB, termasuk program bantuan yang telah membantu jutaan orang, pengawasan senjata dan misi penjaga perdamaian. Dalam hal ini, pernyataan Haley agak berbeda dari Trump.
Sejumlah pihak di legislatif pun mengatakan memang ada sedikit perbedaan pandangan antara Trump dan Haley, misalnya soal Presiden Rusia Vladimir Putin dan NATO.
Beberapa calon jajaran kabinet Trump yang lain juga, terutama calon Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dan calon Menteri Pertahanan Jenderal Marinir (purn) James Mattis, berseberangan pendapat dengan sang Presiden terpilih.