Jakarta, CNN Indonesia -- Hakim Pengadilan Korea Selatan menolak penerbitan surat perintah penangkapan bos Samsung Group, Lee Jae-yong, yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai salah satu tersangka dalam skandal korupsi yang berbuntut pemakzulan Presiden park Geun-hye.
Dalam sebuah pernyataan, hakim pengadilan mengatakan bahwa saat ini penahanan Lee masih belum diperlukan.
"Setelah meninjau isi dan proses penyelidikan, sejauh ini masih sulit menetapkan dasar substansial untuk melakukan penangkapan," bunyi pernyataan tersebut seperti dilansir
Reuters, Kamis (19/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui surat elektronik, pihak Samsung mengatakan sangat menghargai keputusan hakim pengadilan dengan menyatakan, "Hasil dari penyelidikan kasus ini dapat ditentutkan tanpa perlu melakukan penahanan" pada bosnya tersebut.
Sementara itu, kantor kejaksaan Korsel "sangat menyesalkan" keputusan penolakan penerbitan surat perintah penangkapan ini. Meskipun begitu, juru bicara kantor kejaksaan khusus, Lee Kyu-chul, menuturkan bahwa pihaknya akan terus melanjutkan penyelidikan kasus korupsi ini.
"Kantor Kejaksaan Khusus akan mempertimbangkan langkah-langkah yang diperlukan dengan terus melanjutkan penyelidikan tanpa rasa bimbang," tuturnya.
Pertimbangan penangkapan Lee muncul setelah ia ditetapkan sebagai tersangka oleh jaksa atas dugaan penyuapan pada orang nomor satu di negara itu. Penetapan tersangka diputuskan setelah Lee diinterogasi jaksa selama 22 jam pada pekan lalu.
Pewaris konglomerat multinasional berbasis di Seoul itu dituding menyuap pemerintah guna memuluskan merger dua anak perusahaan Samsung, Cheil Industries Inc. dan Samsung C&T pada 2015 lalu. Merger perusahaan ini dianggap bisa melancarkan transfer kepemilikan saham pada Lee.
Dalam penyelidikannya, jaksa mencoba membuktikan apakah dana sebesar US$25 juta yang digelontorkan Samsung bagi yayasan non-profit kerabat dekat Park, Choi Son-sil, berpengaruh pada keputusan kontroversial Kantor Dana Pensiun Nasional Korsel terkait merger dua perusahaan afiliasi Samsung pada 2015 lalu itu.
Choi adalah tokoh sentral dalam skandal korupsi yang membuat Park kehilangan wewenang dan jabatannya. Ia sudah lebih dulu ditahan atas dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan pemaksaan.
Ia dituding memanfaatkan hubungan dekatnya dengan Park guna memaksa sejumlah chaebol, sebutan bagi konglomerat Korsel, seperti pemilik Samsung, untuk menggelontorkan dana jutaan dolar pada dua yayasan non-profitnya. Samsung merupakan penyumbang terbesar yayasan milik Choi tersebut.
Perusahaan ini juga dituding memberikan jutaan euro untuk membiayai pelatihan kuda anak perempuan Choi di Jerman guna melancarkan merger tersebut.