Jakarta, CNN Indonesia -- China dan Filipina menyepakati kerja sama 30 proyek senilai US$3,7 miliar atau setara Rp49,4 triliun yang berfokus pada upaya pengentasan kemiskinan.
Menteri Perdagangan China, Gao Huacheng, tak merinci lebih lanjut isi kesepakatan ini karena masih dalam tahap finalisasi. Mereka juga masih membutuhkan persetujuan dari beberapa bank terkait.
Kesepakatan ini merupakan hasil pertama yang diumumkan dari kunjungan dua hari delegasi kabinet Filipina yang dimulai Senin (23/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kunjungan ini dilakukan hanya berselang tiga bulan setelah Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, bertandang ke China untuk menunjukkan keseriusan negaranya yang ingin membangun kerja sama komersial baru dengan Beijing.
Dalam pertemuan tersebut, China sepakat akan menanam investasi senilai US$15 miliar. Investasi itu akan dipenuhi melalui sejumlah kerja sama di berbagai sektor.
Di tangan Duterte, Filipina memang mengubah poros kebijakan luar negerinya dari AS ke China. Namun, banyak pihak mempertanyakan kemungkinan perubahan arah kebijakan Filipina terhadap AS setelah Donald Trump dilantik.
Menjawab pertanyaan itu, Menteri Keuangan Filipina, Carlos Dominguez, hanya berkata, "Kami belum mengetahui kebijakan AS, tapi saya yakin orientasi ulang presiden kami mengenai negara tetangga akan sangat pintar."
Dalam kunjungan tersebut, delegasi Filipina juga mengangkat isu sengketa Laut China Selatan. Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay, yakin kerangka Code of Conduct di LCS akan rampung pada pertengahan 2017.
(has)