AS-Korea Selatan Perkuat Kerja Sama Pertahanan

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 31 Jan 2017 11:17 WIB
Menteri Pertahanan Amerika Serikat dan Korea Selatan sepakat mempererat kerja sama pertahanan guna mengantisipasi ancaman Korea Utara.
Korea Utara klaim membuat rudal antarabenua yang bisa mencapai wilayah Amerika Serikat. (KCNA/via Reuters/File Photo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan AS James Mattis dan menteri pertahanan Korea Selatan sepakat untuk memperkuat pertahanan guna menepis “ancaman Korea Utara yang semakin meningkat”.

Pentagon mengeluarkan pernyataan bahwa menteri pertahanan kedua negara ini menyepakati hal tersebut dalam pembicaraan telepon yang dilakukan ketika muncul laporan media bahwa Korea Utara kemungkinan kembali mempersiapkan uji coba rudal.

Mattis, yang akan mengunjungi Korea Selatan pada Kamis (2/2), meyakinkan Menteri Pertahanan Korea Selatan Ham Min-koo bahwa AS tetap berkomitmen membela negara itu dan “membantu langkah pencegahan dengan memanfaatkan kemampuan (militer) AS secara penuh,” bunyi pernyataan tertulis Pentagon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan dalam pernyataan tertulis, kedua negara sepakat untuk mengerahkan sistem Terminal Pertahanan Wilayah Ketinggian Udara (THAAD) di Korea Selatan seperti yang telah direncakan untuk menandingi kemampuan nuklir dan rudal Korea Utara.

China keberatan dengan THAAD, karena sistem itu dianggap akan membuat keseimbangan keamanan wilayah menjadi tidak stabil. Hal ini membuat sejumlah pemimpin oposisi Korea Selatan meminta pemerintah membatalkan atau menundanya.

Kunjungan Mattis ke kawasan dilakukan sementara media melaporkan bahwa Korea Utara kemungkinan akan melakukan uji coba rudal balistik baru. Langkah ini akan menjadi tantangan pertama bagi pemerintahan Presiden Donald Trump.

Korea Utara tampaknya juga telah memulai kembali operasi satu reaktor di fasilitas nuklir utamanya, Yongbyon. Satu lembaga peneliti AS menyebutkan, fasilitas ini memproduksi plutonium yang bisa digunakan untuk program senjata nuklir negara tersebut.

Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba nuklir dan rudal yang bertentangan dengan sanksi PBB.

Pada September, negara itu melakukan uji coba kelima.

Korea Utara dan Korea Selatan secara teknis masih dalam keadaan berperang karena konflik pada 1950-1953 hanya diakhiri oleh gencatan senjata bukan traktat perdamaian. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER