Jakarta, CNN Indonesia -- Gedung Putih menyatakan pembangunan permukiman baru Israel atau ekspansi dari yang sudah ada sebelumnya mungkin justru berdampak negatif untuk kedamaian Timur Tengah.
"Meski kami tidak percaya keberadaan permukiman adalah ganjalan bagi perdamaian, pembangunan permukiman baru atau ekspansi permukiman yang sudah ada di luar perbatasannya sekarang mungkin tidak bermanfaat," kata juru bicara Sean Spicer, dikutip
AFP, Jumat (3/2).
Pernyataan ini berseberangan dengan pandangan Presiden Donald Trump yang sebelumnya habis-habisan membela permukiman Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak Trump menjabat, Israel telah menyetujui sejumlah pembangunan permukiman baru.
Belakangan Israel mengungkap rencana membangun 3.000 rumah baru untuk penduduk Yahudi di Tepi Barat. Pengumuman semacam ini telah dibuat empat kali hanya dalam rentang waktu dua minggu, sejak AS dipimpin Trump.
Sejumlah pengkritik menyebut pembangunan permukiman berisiko menghambat solusi damai dua negara.
Solusi ini, di mana Palestina dan Israel sama-sama berdiri sebagai negara independen, menjadi tonggak upaya perdamaian selama berdekade.
Permukiman di Tepi Barat dan timur Yerusalem dipandang ilegal di bawah hukum internasional dan jadi batu halangan besar dalam mencapai kedamaian. Alasannya, lokasi itu adalah tanah yang diinginkan Palestina sebagai bagian negaranya.
(aal)