China Selamatkan 32 Korban Perdagangan 'Pengantin' Vietnam

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Kamis, 09 Feb 2017 22:15 WIB
Puluhan perempuan asal Vietnam akan dijual sebagai pengantin di China dengan harga jauh lebih murah daripada mas kawin untuk meminang warga lokal.
Ilustrasi (Pixabay/sammisreachers)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisan China berhasil menyelamatkan 32 wanita asal Vietnam, korban perdagangan manusia. Puluhan wanita tersebut dijual sebagai pengantin untuk petani-petani pedesaan negeri Tirai Bambu.

Pihak berwenang menangkap setidaknya 75 tersangka yang terlibat jaringan perdagangan perempuan tersebut. Para tersangka ini terancam hukuman mati di China.

Departemen Keamanan Publik Provinsi Yunnan menyatakan, para tersangka itu memikat para perempuan dengan iming-iming pekerjaan dan ajakan berwisata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para korban ditempatkan sementara bersama "keluarga tawanan" di wilayah Yunnan sebelum dijual kepada orang-orang di enam provinsi di China. Yunnan merupakan wilayah China yang dekat dengan perbatasan Vietnam.

Seorang korban mengaku jika mereka mencoba melarikan diri maka para tersangka akan menangkap dan memukuli mereka dengan pipa baja.

"Mereka mengancam saya ketika saya menolak untuk dijadikan pengantin mereka," ungkap seorang korban kepada wartawan seperti dikutip AFP, Kamis (9/2).

Perdagangan pengantin memang menjadi salah satu masalah serius di China. Tak sedikit perempuan dijual pada pria-pria di wilayah pedesaan.

Hal ini terjadi lantaran para pria di pedesaan sulit menemukan calon istri karena perbedaan rasio gender yang cukup timpang di negara itu.

Kebijakan satu anak yang cukup ketat di China merupakan salah satu penyebab timpangnya rasio gender di negara itu. Sebab, sejak kebijakan itu diterapkan beberapa dekade lalu, keluarga tradisional China lebih tertarik untuk memiliki anak laki-laki daripada perempuan.

Tak sedikit ibu yang rela menggugurkan kandungannya ketika mengetahui janin tersebut berjenis kelamin perempuan.

Selain itu, para petani di negara itu lebih tertarik membeli perempuan dari luar negeri untuk dijadikan pengantin. Menurut mereka membeli pengantin dari luar negeri jauh lebih murah daripada biaya untuk membeli mas kawin bagi pengantin China.

Kepolisian mulai menyelidiki kasus perdagangan ini secara serius sejak September 2015 silam, khususnya di daerah-daerah miskin dan belum cukup berkembang di negara itu.

Saat ini, puluhan wanita asal Vietnam itu dilaporkan telah dipulangkan kembali ke negera asal mereka.

Berdasarkan data kepolisian, China berhasil menyelamatkan serta mengembalikan setidaknya 1.281 wanita asing korban perdagangan manusia pada 2012 lalu.

Sebagian besar dari wanita ini berasal dari negara-negara di Asia Tenggara.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER