Diduga Picu Pemberontakan, 6 Wartawan Pantai Gading Ditangkap

CNN Indonesia
Senin, 13 Feb 2017 13:14 WIB
Otoritas Pantai Gading menangkap enam wartawan termasuk tiga pemilik media karena "menyebarkan informasi palsu" yang memicu pemberontakan.
Ilustrasi. Otoritas Pantai Gading menangkap enam wartawan termasuk tiga pemilik media. (REUTERS/Luc Gnago)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Pantai Gading menangkap enam wartawan termasuk tiga pemilik media karena "menyebarkan informasi palsu" tentang pemberontakan yang dilakukan pasukan keamanan negara itu.

Rumor pemberontakan muncul setelah pasukan elite tentara negara di Afrika Barat itu menggelar aksi protes menuntut kenaikan upah. Aksi protes ini terjadi sejak 5 Januari lalu, diwarnai tembakan ke udara di barak tentara Kota Adiake.

"Mengenai langkah yang diambil militer baru-baru ini, kami meyakini media tertentu telah menyebarkan informasi palsu sebagai upaya memprovokasi prajurit untuk memberontak," ungkap seorang jaksa penuntut umum seperti dikutip AFP, Minggu (12/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Editor dan pemilik koran harian independen, L'Inter dan SoirInfo diciduk dan ditahan di kamp kepolisian di ibu kota Abidjan, bersama dengan sejumlah pemilik surat kabar oposisi pemerintah lainnya seperti Le Temps dan Notre Voie.

Mereka ditangkap lantaran dicurigai melanggar hukum dengan mencoba menghasut pemberontakan di kalangan militer negara itu. Para wartawan itu juga dituntut karena menyerang pemerintah dengan menyebarkan informasi palsu berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara.

Jaksa berujar, para wartawan akan diinterogasi seputar tanggung jawab mereka dalam dugaan "penyebaran informasi palsu" tersebut.

Protes pasukan tentara sempat mereda usai pemerintah, di hadapan 8 ribu tentara pemberontak, menyatakan sepakat menaikan gaji mereka menjadi US$19 ribu.

Meski begitu, semakin banyak tentara turun ke jalan, menuntut kenaikan bonus yang sama dengan para tentara elite tersebut.

Pada 2016 lalu, Pantai Gading menyetujui adanya peningkatan anggaran militer untuk memenuhi ambisi mereka memodernisasi alat pertahanan negara.

Namun, peningkatan anggaran sebesar US$1,2 miliar ini nampaknya tidak cukup untuk membayar setidaknya 23 ribu pasukan keamanan dengan jumlah kenaikan gaji yang sama.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER