Pemegang Paspor RI Ditahan Terkait Kematian Kakak Kim Jong Un

CNN Indonesia
Kamis, 16 Feb 2017 11:23 WIB
Straits Times melaporkan, perempuan itu memegang paspor atas nama Siti Aishah yang berasal dari Serang, Banten.
Ilustrasi paspor Indonesia. (CNN Indonesia/Ajeng Dinar Ulfiana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Malaysia menyatakan, perempuan kedua yang mereka bekuk terkait kematian kakak tiri Kim Jong Un, Kim Jong Nam, memegang paspor Indonesia.

Straits Times melaporkan, perempuan itu memegang paspor atas nama Siti Aishah yang berasal dari Serang, Banten.

"Ia juga positif teridentifikasi dalam potongan rekaman CCTV di bandara. Dia sendirian saat ditahan," ujar Kepala Kepolisian Malaysia, Khalid Abu Bakar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhamad Iqbal, mengatakan bahwa pihaknya masih mencari konfirmasi kebenaran kabar ini.
Sebelumnya, kepolisian Malaysia sudah menangkap satu perempuan terkait kasus dugaan pembunuhaan ini. Wanita itu membawa paspor Vietnam. Mereka mengatakan, perempuan itu akan diseret ke pengadilan Kuala Lumpur pada hari ini, Kamis (16/2).

Seorang sumber memastikan kepada Reuters bahwa perempuan itu juga yang terlihat dalam rekaman kamera pengawas di terminal keberangkatan Kuala Lumpur pada Senin (13/2).
Dalam penggalan video, perempuan itu terlihat mengenakan kaus putih bertuliskan "LOL". Ia dan satu wanita lainnya terlihat membekap wajah Nam dari belakang ketika kakak tiri Kim Jong Un itu sedang menunggu penerbangan menuju Macau.

Nam kemudian berlari ke meja informasi dan mengatakan ia merasa sangat pusing. Keadaannya terus memburuk hingga dilarikan ke rumah sakit. Nam kemudian dilaporkan tewas dalam perjalanan.

Kedua perempuan yang diduga berkebangsaan Korut itu langsung kabur menggunakan taksi saat Nam terpantau sudah dilarikan ke rumah sakit.
Saat polisi hendak mengautopsi jasad Nam, sejumlah pejabat Korut dilaporkan sempat mencoba menghalang-halangi. Namun, Malaysia tetap menjalankan prosedur autopsi itu.

Kasus ini membuka kembali kecurigaan masyarakat internasional atas pemerintahan otoriter Korut di bawah kepemimpinan Kim Jong Un. Pasalnya, Nam yang selama ini hidup mengasing di luar negeri, kerap membocorkan kesengsaraan dan kejamnya dinasti di Korut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER