PM Malaysia Terkait Kim Jong Nam: Diplomasi Korut Kasar

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 21 Feb 2017 20:21 WIB
Najib Razak menyatakan kekecewaannya atas komentar Dubes Korut yang meragukan proses penyelidikan kematian kakak tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam.
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mengatakan bahwa pernyataan Duta Besar Korut mengenai keraguan proses penyelidikan kematian Kim Jong-nam sebenarnya tidak beralasan. (Reuters/Olivia Harris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menyatakan kekecewaannya atas komentar Duta Besar Korea Utara untuk negaranya, Kang Chol, yang meragukan proses penyelidikan kematian kakak tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam.

"Pernyataan duta besar itu sangat tidak beralasan. Secara diplomatik itu sangat kasar, tapi sikap Malaysia akan tetap teguh," ujar Najib sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (21/2).

Protes ini diutarakan atas pernyataan Kang Chol yang menuding Malaysia bersekongkol dengan pihak asing dalam penyelidikan dugaan pembunuhan Jong-nam ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menyebut Malaysia melakukan "pelanggaran hak asasi manusia berat" lantaran Korut tidak diizinkan turut menyelidiki kasus Jong-nam.
Ini bukan protes pertama yang dilontarkan oleh pemerintah Malaysia. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Haji Aman, mengatakan bahwa pernyataan Kim Chol tersebut merupakan penghinaan besar terhadap Malaysia.

Anifah menilai tudingan itu berdasar pada delusi dan kebohongan. Dia mengatakan, penyelidikan polisi dilakukan tanpa memihak siapapun. Investigasi juga dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku di Malaysia.

Penyelidikan kasus Jong-nam ini memang menjadi perkara tersendiri bagi Kuala Lumpur dan Malaysia. Sejak awal, Korut tidak ingin penyelidikan dan proses autopsi pria berusia 46 tahun itu dilakukan di Malaysia.
Pyongyang bahkan mendesak Malaysia segera mengembalikan jasad Jong-nam. Namun, Malaysia berkeras tetap menyelidiki dan menjalankan proses autopsi yang hasilnya dijadwalkan akan keluar Rabu pekan ini.

Saudara pemimpin tertinggi Korut itu diduga tewas diracun di bandara Kuala Lumpur, pekan lalu. Dua orang perempuan--yang salah satunya warga Indonesia--telah ditangkap terkait kematian Jong-nam. Dua orang lainnya, seorang warga Malaysia dan Korea Utara, turut diamankan.

Sementara itu, empat orang warga Korut lainnya sudah terlebih dulu melarikan diri ke luar negeri. Hal ini meyakinkan Korsel bahwa pemerintah Kim Jong Un sendiri yang menjadi otak pembunuhan tersebut.

Selama ini, Kim Jong Nam hidup terasing di luar negeri karena dinilai sebagai ancaman untuk pemerintah di negaranya. Dia tinggal di Macau bersama keluarganya. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER