Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara dilaporkan memiliki lebih dari lima ribu ton cadangan senjata kimia, termasuk VX, zat yang menewaskan kakak tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam, di Kuala Lumpur pekan lalu.
Dalam Buku Putih Pertahanan tahun 2014, Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan bahwa Korut mulai memproduksi senjata kimia pada medio 1980-an dan memiliki stok hingga sekitar 2.500-5.000 ton.
Pada edisi 2012, dokumen itu mengungkap bahwa Korut memiliki delapan lokasi produksi senjata kimia, termasuk di pelabuhan Chongjin dan di Kota Sinuiju.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korea Utara diyakini memiliki banyak cadangan, termasuk VX yang dapat diproduksi dengan mudah dan biaya murah," ujar seorang analis pertahanan dari Jaringan Pertahanan Korea, Lee Il-Woo, kepada
AFP, Jumat (24/2).
Dikembangkan sejak 100 tahun lalu, VX memang dapat diproduksi di laboratorium kecil atau bahkan situs pembuat pestisida biasa.
Meskipun sederhana, zat yang tak berwarna dan berasa ini dapat merusak sistem saraf korban dalam waktu sekejap setelah terserap kulit, mata, atau hidung.
Tak heran, zat ini dimasukkan ke dalam kategori senjata penghancur massal oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Di bawah Konvensi Senjata Kimia 1997, zat ini dilarang kecuali untuk keperluan riset atau medis. Sekitar 160 negara, kecuali Korut, pun sepakat untuk segera melaporkan jika memiliki zat VX dan langsung menghancurkan persediaannya.
Selain VX, Korut dilaporkan juga memproduksi 16 jenis racun saraf lainnya, termasuk sarin yang digunakan dalam serangan di sistem kereta bawah tanah Tokyo pada 1995 silam.
Profesor ilmu militer dari Hannam University, Kim Jong-Ha, bahkan mengatakan bahwa Korut memiliki zat mematikan lainnya, seperti racun darah hingga 13 jenis senjata biologis, termasuk antraks dan pes.
(has)