Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Pakistan menyebut ledakan yang menewaskan 10 orang di sebuah pusat perbelanjaan di kota bagian timur, Lahore, bukan ulah terorisme. Ledakan itu diduga karena kecelakaan yang disebabkan oleh kebocoran gas. Bukan bom, seperti yang digambarkan.
"Ledakan kemarin bukanlah tindakan terorisme," kata Menteri Hukum Punjab Rana Sanaullah kepada wartawan, seperti dikutip
Reuters, Jumat (24/2).
Kepanikan menyelimuti kota itu pada Kamis (23/2) lalu setelah ledakan muncul di sebuah pasar kelas atas yang juga melukai 32 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah kejadian itu, sebuah ban meledak di distrik komersial tersebut dan memicu polisi untuk mensterilkan daerah itu. Rumor tentang sumber ledakan pun segera menyebar.
"Ini terjadi karena kecelakaan. Tidak ada bukti dari bahan peledak. Ada tabung gas di lokasi itu dan ada kemungkinan kuat bahwa ledakan itu disebabkan oleh kebocoran gas."
Juru bicara pemerintah Punjab Malik Mohammad Khan pun merevisi pernyataan beberapa hari sebelumnya yang menyebutkan bahwa ledakan awal disebabkan oleh bom.
"Kebingungan itu disebabkan karena bukti itu terkubur di bawah puing-puing, tapi sekarang jelas bahwa ini bukan ledakan bom," kata Khan.
Ia menambahkan, luka yang diderita oleh korban tidak sama dengan ledakan bom. Menurutnya, tidak ada kelompok militan yang mengklaim ledakan tersebut.
"Itu adalah ledakan tabung gas," katanya.
Pakistan dilanda gelombang serangan militan dalam beberapa pekan terakhir, yang telah menewaskan sedikitnya 130 orang. Satu serangan di sebuah kuil Sufi di provinsi Sindh selatan telah menewaskan 90 orang.
(pmg)