Gadis Sampul Legendaris Asal Afghanistan Dicokok di Pakistan

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2016 13:14 WIB
Wajah Sharbat Gula terkenal di seluruh dunia setelah menjadi sampul depan majalah National Geographic pada 1985, namun kini dia menderita.
Wajah Sharbat Gula terkenal di seluruh dunia setelah menjadi sampul depan majalah National Geographic pada 1985, namun kini dia menderita. (AFP Photo/Clemen Bilan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang wanita legendaris asal Afghanistan yang wajahnya terpampang di sampul majalah National Geographic tahun 1985 ditahan oleh otoritas Pakistan pada Selasa (25/10) lalu.

Diberitakan CNN, Sharbat Gula, 44, ditahan di Peshawar karena dituduh menetap secara ilegal di Pakistan dan juga memalsukan beberapa dokumen.

Menurut pengacara hak asasi manusia, Zia Awan, Gula dapat dikenakan hukuman hingga 14 tahun penjara atau dideportasi jika dinyatakan bersalah oleh otoritas Pakistan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gula pernah ditahan sebelumnya dengan tuntutan yang sama.

Wajah Gula mendunia setelah dipotret oleh fotografer Steve McCurry dan menjadi gambar sampul National Geographic. Saat itu Gula baru berusia 12 tahun, namun parasnya dengan matanya yang indah menggambarkan dengan jelas suasana para pengungsi Afghanistan yang hidupnya kacau karena perang.

McCurry berkomitmen untuk membantu Gula secara hukum dan finansial.

"Saya keberatan dengan tindakan otoritas Pakistan menahan Gula. Dirinya telah menderita sepanjang hidupnya. Penangkapan Gula merupakan pelanggaran berat HAM," ucap McCurry.

Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Afganistan menyatakan, bantuan hukum dan finansial bisa diberikan kepada Gula saat dirinya terdaftar secara resmi sebagai pengungsi.

Menurut petugas UNHCR Pakistan Duniya Khan, pihaknya tidak bisa mengintervensi kasus penahanan Gula karena berada dalam status 'imigran tidak berdokumen'.

Lembaga bantuan pengungsi, International Organization for Migration (IOM), mengatakan langkah penahanan Gula dilakukan sebagai upaya menekan para pengungsi Afghanistan untuk kembali ke negara mereka.

"Ini tanda bahwa pemerintah Pakistan menekan para imigran dengan mulai membidik seseorang yang cukup dikenal publik," kata Petugas Pengembangan Proyek IOM di Afganistan.

Sekitar setengah juta warga Afghanistan telah menyeberangi perbatasan Pakistan untuk kembali ke negara asal mereka pada 2016 ini, seiring dengan imbauan pemerintah Islamabad kepada para pendatang ilegal.

Hingga saat ini, Kementerian Dalam Negeri Pakistan belum menanggapi perihal persoalan pengungsi ini. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER