Jakarta, CNN Indonesia -- Pertemuan informal antara delegasi Korea Utara dan perwakilan pemerintah Amerika Serikat dibatalkan tak lama setelah otoritas Malaysia menyatakan bahwa Kim Jong-nam, kakak tiri Kim Jong-un, diduga tewas di Kuala Lumpur karena racun VX.
"Saya pikir, VX itu yang membuat semuanya berubah. Seseorang melihat [berita] tentang itu dan berkata, 'Tunggu, kita seharusnya tidak melakukan ini sekarang," ujar seorang sumber anonim kepada
CNN, Minggu (26/2).
Pembicaraan yang digagas oleh pemerintahan Barack Obama ini seharusnya diselenggarakan di New York pekan depan. Semua persiapan hampir rampung dan enam anggota delegasi Korut yang dipimpin oleh direktur biro hubungan Amerika dari Kementerian Luar Negeri, Choe Son-hui, pun sudah siap berangkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perwakilan dari delegasi itu pada Jumat lalu bahkan mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan kepastian dari kepala Komite Nasional Kebijakan Luar Negeri Amerika, Donald Zagoria, bahwa visa mereka akan diterima.
Namun beberapa jam kemudian, Zagoria mengonfirmasi lagi bahwa visa mereka tak diterima dan pembicaraan harus dibatalkan. Kemungkinan perbaikan hubungan antara Korut dan pemerintahan Donald Trump pun kandas.
Kabar ini datang tak lama setelah otoritas Malaysia mengonfirmasi temuan racun berbahaya VX di wajah Kim Jong-nam yang tewas di bandara Kuala Lumpur 13 Februari lalu.
Temuan racun yang masuk dalam daftar senjata kimia penghancur massal Perserikatan Bangsa-Bangsa itu disebut-sebut sebagai salah satu bukti kekejaman rezim Kim Jong-un.
Meskipun penyelidikan masih terus berlangsung, tapi beberapa pihak meyakini bahwa Korut merupakan dalang di balik tewasnya Jong-nam. Pasalnya, Jong-nam yang hidup mengasing di Macau, China, selama ini kerap membocorkan kekejaman rezim keluarganya.
Sejumlah bukti dan terduga yang ditangkap oleh otoritas Malaysia pun menguatkan dugaan tersebut. Hingga kini, otoritas Malaysia sudah menangkap empat orang, yaitu satu warga Indonesia dan tiga orang lainnya berasal dari Malaysia, Vietnam, dan Korut.
Pihak Malaysia juga masih mencari tujuh orang yang diduga terlibat dalam kasus dugaan pembunuhan ini. Salah satu dari mereka adalah diplomat senior yang menjabat sebagai Sekretaris Kedua di Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur.
(has)