Baghdadi ISIS Tinggalkan Mosul, Sembunyi di Padang Pasir

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Kamis, 09 Mar 2017 09:40 WIB
Pemimpin kekhalifahan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi disebut telah meninggalkan Mosul dan menyerahkan komando operasi kepada pasukannya yang tinggal di kota itu.
Abu Bakar al-Baghdadi disebut telah melarikan diri dari Mosul. (REUTERS/Social Media Website via Reuters TV)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin kelompok teror ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi, diyakini telah meninggalkan Mosul, Irak. Dia disebut telah menyerahkan komando operasi di kota itu kepada para pengikutnya dan kini bersembunyi di padang pasir, mengutamakan keselamatannya sendiri.

Hal ini disampaikan sejumlah sumber Amerika Serikat dan Irak kepada Reuters, sebagaimana dilaporkan Rabu (8/3). Di saat yang sama, pasukan pemerintah Irak terus melangkah merebut Mosul sedikit demi sedikit dan telah berhasil menguasai gedung utama pemerintahan di kota tersebut.

Hampir tidak mungkin untuk memastikan keberadaan orang yang menyebut dirinya sebagai pemimpin semua umat Muslim ini. Namun, sumber intelijen AS dan Irak mengatakan kekosongan komunikasi di antara petinggi kelompok tersebut dan hilangnya sedikit demi sedikit wilayah ISIS di kawasan menunjukkan tanda bahwa Baghdadi telah melarikan diri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, dia sulit dicari karena jarang menggunakan komunikasi yang bisa dipantau dan terus menerus berpindah-pindah. Bahkan, kerap kali dia berpindah beberapa kali dalam waktu 24 jam.

Selain itu, seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat menyebut beberapa pemimpin ISIS telah melarikan diri dari ibu kota de-facto kekhalifahannya di Suriah, Raqqa.

Mereka disebut melarikan diri seiring dengan langkah pasukan pemerintah Suriah yang mendekat ke kota tersebut, dengan dukungan militer AS.

Walau demikian, sumber Washington Post itu mengatakan kepergian para pemimpin ISIS tidak berarti pertempuran menuju Raqqa bisa dilalui dengan mudah. Alasannya, sekitar 3.000-4.000 anak buah mereka tetap berada di kota tersebut.

Untuk memperkuat gempuran, satu unit artileri Marinir Amerika Serikat dikerahkan di Suriah, seperti yang sebelumnya dilakukan di Irak untuk merebut Mosul dari ISIS.

Namun, kepergian para pemimpin kelompok teror itu berarti perebutan Raqqa tidak akan serta-merta mengakhiri upaya mereka mendirikan negara Islam.

Pasukan ISIS diperkirakan akan bertarung keras di Deir al-Zour, selatan Raqqa, dan di kota-kota kecil di Sungai Euphrates, sembari menjalankan pemerintahannya dari lokasi-lokasi itu.

Sumber yang tidak bisa menyebutkan identitasnya karena peraturan Pentagon itu menunjukkan Laporan soal kemampuan bertarung ISIS secara terperinci.

Secara garis besar, ISIS dinilai AS masih mau terus bertempur meski telah kehilangan banyak wilayahnya. Kelompok militan ini diperkirakan mempunyai setidaknya 15 ribu pasukan di Irak dan Suriah, meski arus sukarelawan yang mendukungnya telah menciut hingga ke angka 100 orang per bulan.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER