Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil penghitungan suara sementara pemilihan umum Belanda menunjukkan partai Perdana Menteri Mark Rutte, Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD), mengungguli Partai Kebebasan (PVV) binaan rivalnya, Geert Wilders.
Dari sekitar 55 persen suara yang telah masuk dan dihitung, Partai VVD diproyeksikan menguasai 32 dari 150 kursi parlemen. Sementara Partai PVV harus puas meraih 19 kursi parlemen, seimbang dengan dua partai lain yakni Demokrat Kristen CDA dan Demokrat 66.
"Nampaknya VVD akan menjadi partai terbesar di belanda untuk ketiga kalinya secara berturut-turut. Malam ini kita bersama akan sedikit merayakan kemenangan ini," ungkap Rutte sambil berseri-seri di hadapan pendukungnya, di sebuah perayaan pascapemilu.
"Setelah pemilu Amerika Serikat dan Brexit, malam ini juga merupakan simbol bagi Belanda untuk mengatakan 'hentikan gerakan populisme yang salah'," katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan
Reuters, Kamis (16/3), Rutte dikabarkan telah menerima telepon dan ucapan selamat dari sejumlah pemimpin Eropa.
Kepala staf kantor Kanselir Jerman Angela Merkel, Peter Altmaier mengaku senang dengan kemenangan Rutte di Belanda.
"Belanda, oh Belanda kalian pemenang!... Selamat atas hasil pemilu yang sangat baik," kicau Altmaier melalui Twitter-nya.
Senada, Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault turut mengucapkan selamat atas hasil pemilu Belanda yang berhasil "membendung kebangkitan partai sayap kanan ekstrem."
Setidaknya 81 persen dari total 13 juta pemilih berpartisipasi dalam pemilu kemarin. Ini merupakan jumlah yang tertinggi dalam 30 tahun.
Meningkatnya jumlah partisipasi pemilih di Belanda terjadi seiring dengan meningkatnya gerakan populis di Negeri Kincir Angin dan Eropa secara umum.
Wilders, sebagai politikus yang dikenal sangat nasionalis dan anti-Islam, digadang sebagai tokoh populis di Belanda.
Selama kampanye, Wilders selalu menggaungkan masalah keamanan nasional dan imigran sebagai bagian dari sejumlah isu prioritasnya.
Wilders juga kerap berjanji akan menutup perbatasan bagi imigran Muslim, menutup sejumlah mesjid, dan melarang penjualan kitab suci Al-Quran di negara itu. Wilders bahkan bersumpah akan menarik Belanda keluar dari keanggotaan UE jika ia menang dalam pemilu kali ini.
Retorika-retorika Wilders dianggap serupa dengan kampanye Donald Trump yang membawanya memenangi pemilu AS pada November kemarin.
Menanggapi hasil pemilu, Wilders mengakui dirinya belum bisa mencapai kemenangan yang telah lama ia inginkan.
Meski begitu, dia bersama partainya menyatakan siap menjadi lawan/oposisi berat dalam pemerintahan.
"Saya lebih suka menjadi partai terbesar...tapi ini bukan berarti kita kalah. Kami tetap memperoleh kursi di parlemen, ini hasil yang bisa dibanggakan," ujar Wilders kepada wartawan.